Ilustrasi pemakaman jenazah corona. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia — Perwakilan keluarga seorang jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) yang diambil paksa dari RS Mekarsari Bekasi, beberapa waktu lalu menyampaikan permohonan maaf.
Permintaan maaf tersebut dilakukan dalam sebuah mediasi di rumah sakit setempat, Rabu (10/6).
“Saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak Rumah Sakit Mekarsari yang mana telah terjadi insiden terjadi pada Senin kemarin,” ujar salah satu perwakilan keluarga.
Juru bicara keluarga yang diwakili anak sang pasien mengatakan bahwa kejadian pengambilan paksa jenazah tersebut bukanlah yang ia hendaki. Semata-mata, kata dia, karena kepanikan dari pihak keluarga.
“Karena memang berdasarkan rasa panik yang sudah tidak dibendung, di samping juga kesedihan keluarga,” lanjut perwakilan tersebut.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit (RS) Mekar Sari Bekasi, Evi Andri Winarsih turut mengakui bahwa insiden terjadi karena kesalahpahaman antara pihak keluarga dengan rumah sakit.
“Menurut kami itu adalah murni kesalahpahaman antara pihak keluarga dan kami dan seharusnya tidak terjadi. Kami cukup prihatin,” ujarnya
Ia pun mengklaim bahwa sejak sang pasien masuk hingga meninggal semua dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
“Dari pasien masuk sampai ke pemulasaran sesuai dengan protokol tersebut,” lanjutnya.
Kasus pengambilan paksa jenazah ramai di lini masa media sosial. Akun instagram @bekasiterkini yang mempublikasikan hal tersebut.
“Terjadi keributan di sebuah rumah sakit di daerah Bekasi. Masyarakat Desa Srimukti Kampung Gubus Dukuh telah meninggal dunia,” bunyi kutipan di publikasi tersebut yang dikutip Selasa (9/6).
(ndn/ain)