Surabaya –
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa akhirnya angkat bicara terkait Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini marah karena mobil PCR (Polymerase chain reaction) disabotase ke wilayah lain. Khofifah menyebut di wilayah lain banyak pasien yang belum diswab, akhirnya meninggal dunia.
Saat itu mobil PCR dibawa tim Gugus Tugas COVID-19 ke Tulungagung dan Lamongan. Di Tulungagung, mobil PCR men-swab 200 warga dan tenaga kesehatan. Sedangkan di Lamongan 50 warga telah di-swab.
“Teman-teman jangan kaget loh, mungkin bisa lihat di data ini, PDP meninggal di Tulungagung itu tertinggi. Kenapa kategorinya PDP? Karena belum diswab,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (30/5/2020) malam.
Khofifah menjelaskan PDP di Tulungagung merupakan terbanyak ke-2 se-Jatim. Tercatat ada 593 PDP. Dari angka itu, jumlah PDP yang meninggal di Tulungagung ada 175 orang.
“Data per-kab/kota di Tulungagung jangan kaget loh, 175 PDP di sana meninggal dunia sebelum diswab. Itu mengapa ketika pak Joni (Ketua Satgas Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim) mendapatkan permintaan dari Tulungagung yang kemudian disetujui oleh beliau. Dokter Joni akhirnya mengambil keputusan mengirim mobil PCR ke Tulungagung karena, kedua tertinggi PDP-nya setelah Surabaya,” jelas Khofifah.
Tonton juga ‘Mobil PCR yang Diminta Risma Sudah Beroperasi Lagi di Surabaya’: