Home News Krisis Hutan Global: Deforestasi Mengancam Paru-paru Dunia di Papua dan Kalimantan

Krisis Hutan Global: Deforestasi Mengancam Paru-paru Dunia di Papua dan Kalimantan

by Nayanika Candramaya
deforestasi

Studi terbaru dari World Wildlife Fund (WWF) telah mengungkapkan dampak serius deforestasi terhadap keberlangsungan hutan di seluruh dunia. Sejak 13 tahun terakhir, sekitar 43 juta hektar hutan telah hilang, sebuah fakta yang disorot dalam laporan WWF pada Januari 2021 mengenai deforestasi global. Namun demikian, kondisi saat ini, pada tahun 2024, diperkirakan akan lebih memprihatinkan berdasarkan perkembangan terbaru.

Hutan-hutan dunia tidak hanya merupakan tempat hidup bagi berbagai spesies, tetapi juga berperan penting sebagai paru-paru planet ini. Mereka tidak hanya menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer, tetapi juga menghasilkan oksigen yang kita butuhkan untuk bernapas. Kemampuan hutan dalam menyerap CO2 adalah kunci untuk mengurangi dampak gas rumah kaca terhadap pemanasan global.

WWF, seperti yang dikutip oleh Live Science, menegaskan pentingnya melindungi hutan-hutan berharga seperti Amazon sebagai bagian dari solusi untuk krisis lingkungan global saat ini. Namun, dengan meningkatnya populasi global dan permintaan akan sumber daya alam seperti bahan bakar, pangan, dan lahan, deforestasi menjadi ancaman yang semakin nyata bagi hutan-hutan di berbagai belahan dunia.

Beberapa daerah yang paling terkena dampak deforestasi yang mencatatkan penebangan hutan secara signifikan adalah di Papua dan Kalimantan. Menurut NASA, meskipun Indonesia hanya mencakup 1% dari luas daratan Bumi, hutan-hutan hujan yang tersebar di 18.000 pulau di negara ini mendukung kehidupan 10% dari seluruh spesies tanaman di dunia.

Data dari Global Forest Watch menunjukkan bahwa Papua telah kehilangan sekitar 1,7 juta hektar tutupan hutan antara tahun 2001 hingga 2020. Angka ini setara dengan sekitar 546 juta ton emisi CO2 yang dilepaskan ke atmosfer. Kondisi ini semakin memprihatinkan, terutama dengan munculnya gerakan sosial “All Eyes on Papua” pada Juni 2024, yang menyoroti masalah deforestasi untuk pengembangan kebun sawit di tanah adat Papua.

Di sisi lain, Kalimantan yang merupakan bagian utama dari Pulau Borneo yang kaya akan keanekaragaman hayati, juga menghadapi ancaman serius dari ekspansi perkebunan kelapa sawit. Menurut Reuters, sekitar 39% tutupan hutan di Kalimantan telah hilang karena konversi lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Ekspansi ini tidak hanya merugikan hutan dan satwa liar yang hidup di dalamnya, tetapi juga menyebabkan emisi karbon yang besar karena pembakaran hutan yang sering terjadi.

Deforestasi di Papua dan Kalimantan adalah cerminan dari tantangan global yang lebih besar dalam upaya menjaga keberlangsungan lingkungan. Langkah-langkah konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk melindungi hutan-hutan berharga ini yang tidak hanya penting bagi biodiversitas global tetapi juga bagi keseimbangan ekosistem dan iklim dunia.

Related Posts