Papuanesia.id –
JAYAPURA-Persoalan krisis obat malaria di Papua saat ini semakin mengkhawatirkan, karena belum ada jawaban terkait pasokan obat, terutama obat suntik malaria. dr. Dedet Steavano M.ked (OG) SpOG, Kepala Rumah sakit Bhayangkara TK III Jayapura, mengaku stok obat malaria di RS Bhayangkara saat ini semakin menipis. Hal ini disebabkan karena ketersediaan pasokan obat malaria di Dinas Kesehatan masih menjadi kendala.
“Jumlah kasus malaria yang ditangani oleh RS Bhayangkara per tanggal 14 Juli 2022 sebanyak 31 kasus, lalu stok obat malaria yang digunakan dalam pengobatan malaria berat pada pasien orang dewasa dan anak-anak sebanyak 15 vial di gudang sedangkan DHP tablet lagi kosong,” ungkap dr. Dedet Steavano.
dr. Dedet Steavano menerangkan hal ini akan menjadi persoalan serius jika tidak segera ditangani, berharap pemerintah harus segera tindaklanjuti ini, karena penyakit malaria di Papua bukan penyakit biasa, dan butuh tanggapan yang serius.
“Kalau ketersedian di dinas ada, maka kami akan pertamakan stok, karena hal ini sangat penting untuk disediakan, mengingat penyakit malaria sesuatu yang perlu dipandang serius,” ujarnya.
Diapun mengungkapkan dengan melihat kondisi stok obat malaria di Papua saat ini sedang krisis, maka perlu bagi warga untuk menjaga kesehatan, dan apabila terjadi sakit harus segera dibawa ke rumah sakit.
“Jangan dianggap sepele dengan krisisnya obat malaria ini, maka perlu bagi kita semua untuk menjaga kesehatan,” pungkas Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura itu. (rel/tri)
Continue Reading
Sumber: [1]