Papuanesia.id –
SENTANI- Kawasan hutan kurang lebih seluas 275 hektar di kawasan penyangga bagian Utara Pegunungan Cykloop pepohonannya ditebang dan dibakar untuk pembukaan lahan kebun baru oleh oknum warga.
“Minggu lalu baru kita lakukan pemetaan kasih jalan drone, itu kurang lebih 275 hektar lebih ditebang habis oleh (oknum) warga di Jayapura Utara antara Pasir 2 menuju ke arah barat,”Kata Koordinator Masyarakat Adat Kabupaten Jayapura, Daniel Toto kepada Ceposonline.cm di kantor Bupati Jayapura, Kamis (15/9).
Menurutnya, kegiatan perambahan hutan itu dilatarbelakangi motivasi ingin menguasai tanah disekitar lokasi tersebut. Aksi itu juga dilakukan tanpa diketahui warga adat setempat.
“Kami warga adat tidak tahu, tapi mereka beralasan kalau kamu punya tempat kenapa kamu tidak tebang,”Katanya.
Dikatakan, Cykloop bagi warga adat sepanjang kaki gunung itu, dianggap sebagai ibu kandung yang senantiasa memberikan kehidupan bagi manusia. Namun ketika ini dirusak dengan cara menebang pohon-pohon yang ada dan dibakar dilakukan secara masif, ini merupakan ancaman besar bagi warga adat yang tinggal di sekitar kaki kawasan penyangga Cykloop.
Mengatasi persoalan itu, pihaknya telah membangun komunikasi dan koordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua, dengan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua. Pemerintah Kabupaten Jayapura dan juga Pemerintah Kota Jayapura.
“Kami bekerja sama untuk memantau semua aktivitas yang terjadi di wilayah itu, di Utara bahkan juga di bagian selatan Cykloop. Mulai dari belakang Kodam, Waena, Bambar, Moi. Kami amati betul, jadi betul-betul terjadi perambahan hutan secara masif,”bebernya.
“Sebenarnya terjadi urbanisasi secara besar besaran dari wilayah Pegunungan Papua. Kita harus bicara jelas, siapa yang menebang hutan harus bicara jelas. Itu kebanyakan warga dari Pegunungan Papua, mereka melakukan perambahan disekitar kawasan Cykloop. Kita sudah minta pihak keamanan ikut terlibat, pihak Kepolisian dan TNI dan itu sudah ada MoU kita dengan pihak Kepolisian, tapi tidak dijalankan. Memang ada masalah lain, ada warga adat yang menjual tanah. Kita mau tertibkan, nanti ada yang bilang sudah beli dari Ondoafi ini,”Pungkasnya. (roy/gin).
Continue Reading
Sumber: [1]