JAKARTA, Papuanesia.id – Sikap komandan peleton ini sungguh tidak layak ditiru. Meskipun sudah diperintahkan untuk mengamankan pesta rakyat dari serangan musuh yang mengintai, letnan TNI tersebut malah dipergoki duduk di tendanya di saat pasukannya siaga.
Kisah tersebut terjadi dalam operasi militer di Timor Timur, saat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masih menjabat sebagai Komandan Batalyon 328 pada tahun 1988-1989. Karena kecewa, Prabowo mempermalukan letnan yang dianggap tidak bertanggung jawab sebagai pemimpin itu.
“Kalau tidak salah kejadian ini di sekitar bulan Agustus/September 1989,” kata Prabowo Subianto, dikutip Papuanesia.id dari bukunya “Kepemimpinan Militer Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, Selasa (22/2/2022).
Prabowo mengatakan, saat itu, pasukannya sedang konsolidasi. Dia lalu membuat suatu base camp di pinggir Kota Venilale, yang berada di sektor tengah. Lokasinya di perbukitan, di luar sebuah desa.
“Setelah melakukan gerakan-gerakan militer kita kembali dan konsolidasi di situ,” cerita Prabowo.
Suatu saat, setelah konsolidasi lengkap satu batalyon, Prabowo dan pasukannya berencana membuat acara pesta untuk rakyat di desa dekat base camp.
Dia mengundang kepala desa, kepala suku, tokoh-tokoh desa dan rakyat desa setempat. Pasukan makan bersama mereka. Dalam pesta rakyat itu, mereka menari yang dikenal dengan nama Tebe-tebe.
Sebelum menggelar pesta rakyat, Prabowo sudah mengantisipasi jika sewaktu-waktu musuh menyerang. Soalnya, lapangan desa yang menjadi lokasi pesta rakyat berada di tempat yang rendah.
Dia tentu saja harus mengamankan lokasi-lokasi di ketinggian yang ada di sekitar desa itu karena musuh bisa saja mengintai.
“Saya harus amankan ketinggian-ketinggian di sekitar desa itu. Salah satu bukit yang menonjol dan menguasai medan harus diamankan,” katanya.
Prabowo lalu memerintahkan satu peleton di bawah seorang letnan untuk mengamankan pesta rakyat dari sebuah bukit. Dia tidak menyebutkan secara jelas identitas letnan lulusan Akademi Militer itu, hanya Letnan A.
Perintahnya tegas dan jelas. Letnan A dan pasukannya diminta naik ke bukit tertinggi tersebut. Prabowo menunjuk bukit yang harus dijaga agar jangan sampai musuh tiba-tiba menyerang saat pesta rakyat.
“Saya perintahkan letnan tersebut. Amankan bukit itu. Amankan kita supaya kita tidak diserang oleh musuh pada saat kita melakukan pesta,” perintah Prabowo.
Ada juga satu peleton lain yang ditempatkan Prabowo mengitari lokasi pesta rakyat untuk mengantisipasi serangan musuh. Namun, peleton Letnan A itulah yang ditempatkan di lokasi paling kritis karena terletak di tempat paling tinggi.
Pesta rakyat berlangsung aman dari serangan musuh. Usai pesta, Prabowo kembali ke posko. Dia melewati jalan setapak. Satu tenda dia lewati.
Saat menyalakan senter ke arah tenda, Prabowo pun kaget. Lho, kok si Letnan A itu ada di dalam tenda?
Editor : Maria Christina
Sumber: [1]