JAKARTA, Papuanesia.id – Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat atau biasa disingkat Kostrad merupakan bagian dari Komando Utama tempur yang dimiliki TNI AD. Kostrad merupakan satuan elite TNI bersama Kopassus.
Kostrad memiliki jumlah pasukan yang dirahasiakan dan selalu siap untuk beroperasi atas perintah Panglima TNI kapan saja.
Satuan elite TNI AD ini memiliki lambang berbentuk cakra. Lambang ini terinspirasi dari senjata Prabu Kresna dalam kisah pewayangan perang Bharatayuddha atau perang saudara antara Pandawa dan Kurawa di tegal Kurusetra.
Dalam perang tersebut, Arjuna sebagai putra panengah Pandawa naik kereta dengan kusirnya Prabu Kresna yang sekaligus sebagai penasehatnya Pandawa.
Kresna punya senjata pamungkas yang tidak sembarangan untuk dikeluarkan. Tapi kalau sudah keluar, tidak ada satu prajurit pun yang mampu mengalahkan kesaktiannya, yaitu ‘Cakra’. Senjata cakra ini dijadikan inspirasi sebagai lambang Kostrad.
Dalam sejarah lain dikisahkan lambang ‘Cakra’ sudah ada sejak zaman purbakala sebagai lambang negara, yang mempunyai makna tangguh dan tegas dalam menjalankan kewajiban.
Cakra juga diyakini sebagai senjata astuti yang secara lahiriah sebagai juru selamat ampuh yang dapat digunakan sebagai senjata budi.
Cakra diyakini juga sebagai ‘Sapta agni’ lambang senjata yang menentukan tujuh gigi yang berupa obor melambangkan tujuh pedoman TNI meliputi kekuatan, kesaktian dan keabadian sapta marga.
Sementara lingkaran dalam dihiasi dengan bunga teratai berdaun lima melambangkan kebenaran, kesucian dan keagungan Pancasila sekaligus menunjukan kekuatan persatuan.
Berdasarkan SKEP MEN/PANGAD Nomor KPTS-1084/9/1963 tanggal 14 September 1963, disahkanlah badge atau lambang ‘Darma Putra Kostrad’.
Editor : Donald Karouw
Sumber: [1]