Home News Meraih kemenangan Idul Fitri dan kembali Fitrah

Meraih kemenangan Idul Fitri dan kembali Fitrah

by Papuaku
Meraih kemenangan Idul Fitri dan kembali Fitrah


Biak (PAPUANESIA.ID) – Merayakan Lebaran Idul Fitri 1 Syawal bagi umat Islam menjadi momen spesial karena puncak hari kemenangan terlahir kembali lahir fitrah kemanusiaannya setelah ‘berperang’ melawan hawa nafsu puasa Ramadhan 1443 Hijriah.

Ketika puasa Ramadhan telah selesai, maka tanggal 1 syawal sangat memberikan kegembiraan kepada umat Islam dalam rangka merayakan Lebaran jari kemenangan Iman dan ilmu atas nafsu di medan jihad bulan puasa Ramadhan.

Umat Islam yang telah berhasil menjinakkan hawa nafsunya selama Ramadhan akan kembali fitrahnya atau kembali sebagai manusia yang bersih sejak lahir tampa dosa.

Tiga Kemenangan telah diraih umat Islam dalam merayakan Idul Fitri 1443 H di antaranya kemenangan spiritual yakni kemenangan jiwa yang bersih dari syirik, hasut dan dengki serta kesombongan.

Setelah Ramadhan berakhir yang membatasi segala fungsi biologis, seperti menjaga kesucian spiritual harus tetap dirawat.

Sebab Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Syams 9-10 disebutkan bahwa “Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.”

Sedangkan kemenangan kedua bagi umat Islam di saat hari raya Idul Fitri meraih kemenangan emosional.

Kemenangan emosional berarti adalah keberhasilan umat Islam yang berpuasa karena dapat mengontrol emosi.

Kemampuan untuk mengontrol emosi dengan mengedepankan sikap kesabaran dalam menghadapi cobaan di bulan Ramadhan.

Sikap kesabaran bukanlah simbol kelemahan, namun melainkan satu kekuatan yang harus dipertahankan setelah Ramadhan 1443 H.

Sedangkan kemenangan ketiga umat Islam di saat merayakan Lebaran Idul Fitri 1443 yakni kemenangan intelektual.

Kemenangan intelektual ditandai dengan kecerdasannya dalam memahami realita yang selalu dapat memberikan keseimbangan pada diri dan pemikiran.

Ciri kecerdasan intelektual dalam perspektif Islam ditandai apabila selalu bisa membedakan mana
yang halal dan mana yang haram.

Serta selalu mempertimbangkan antara manfaat atau mudhorat dan mengerti akan pentingnya hak dan kewajiban bagi pribadi Muslim.

Di bulan Syawal merupakan salah satu bulan terbaik setelah Ramadhan, sehingga umat Muslim dianjurkan untuk tidak mengendurkan amalan dan ibadahnya.

Keutamaan bulan Syawal

Keutamaan ibadah di bulan Syawal memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan dengan berbagai amalan yang bisa dilakukan.

Ketua Majelis Ulama Indonesia Biak periode 2013-2018 KH Ahmad Burhanulhaq mengatakan, orang yang selesai berpuasa Ramadhan 1443 H akan mendapat predikat takwa dan kembali ke fitrah manusia.

Bulan Syawal adalah bulan kembalinya umat Muslim kepada fitrahnya, diampuni semua dosanya setelah melakukan ibadah Ramadhan sebulan penuh.

Di akhir bulan Ramadhan 1443 H kita dapat menjalankan sunnah Rasul di antaranya bulan untuk senantiasa bertakbir, berzikir dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

“Ada kewajiban kita yang harus dilakukan umat Islam yakni membayar zakat fitrah. Ya, bersegeralah membayarnya karena ini menjadi barometer pencapaian ibadah puasa kita,” ujarnya.

Dalam salah satu sunnah Nabi Muhammad SAW sebelum sholat Idul Fitri adalah mengucapkan takbir.
Jika biasanya takbir selalu diperdengarkan dari masjid-masjid, kini di tengah pandemi global, mengucapkan takbir.

Mengucapkan takbir, tahmid dan tahlil tetap dapat dilaksanakan dengan melakukannya bersama-sama setelah mengakhiri ibadah puasa Ramadhan 1443 H.

Bulan Syawal merupakan bulan dikumandangkannya takbir oleh seluruh umat Islam secara serentak, paling tidak selama satu malam begitu memasuki tanggal 1 Syawal.

Secara harfiah, Syawal memiliki arti yakni peningkatan ibadah sebagai hasil pelatihan puasa selama satu bulan Ramadhan.

Umat Muslim diharapkan mampu meningkatkan amal kebaikannya pada bulan Syawal, bukan justru menurun atau menjauh dari Islam.

Pada bulan Syawal, terdapat amalan yang ditentukan Rasulullah SAW, yakni puasa sunah selama enam hari sebagai kelanjutan puasa Ramadhan.

Berpuasa pada bulan Ramadhan dan kemudian diiringi dengan puasa enam hari bulan Syawal, berarti umat Muslim telah berpuasa setahun penuh.

Imam Masjid Agung Baiturrahman Ustad Mashudi mengakui, di bulan Syawal membuat umat Muslim banyak melakukan amalan silaturahmi mulai dari mudik ke kampung halaman hingga saling bermaafan dengan sesama.

Salah satu sunnah Rasul di hari raya Idul Fitri disebutkan mandi  yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW sebelum umat Islam datang ke masjid atau lapangan melaksanakan sholat Idul Fitri.

Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya, “Dan dari Amdullah bin Abbas Raliyallahu Anhuma, ia berkata, ‘Bahwasannya Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha,”(HR. Ibnu Majah)

Sebelum sholat Idul Fitri dimulai, umat Islam disunahkan untuk menggunakan dn memakai pakaian yang terbaik.

Dalam sebuah hadist sebagai berikut “Dari Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu, bersabda bahwa: Rasulullah SAW memerintahkan pada dua hari raya untuk memakai pakaian terbaik yang dimiliki.

Di hari raya Idul Fitri, umat Islam juga disunnahkan memakai wangi-wangian yang terbaik yang terbaik dipunyai, dan berkurban dengan hewan yang paling mahal yang kami punya.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak)

Sedangkan amalan sunah lainnya di hari raya Idul Fitri 1443 H, menurut Mashudi, saling mengucapkan selamat saat bertemu sanak saudara.

“Ucapannya berupa doa seperti “Taqabbalallahu minna wa minkum” yang artinya semoga Allah menerima amalan kami dan kalian.

Selain itu, dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah SAW berjumpa dengan hari ‘Id, satu sama lain saling mengucapkan,”Taqabbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).”(Fath Al-Bari, 2: 446).

Sementara itu, Ketua Panitia Hari Besar Islam Biak Andi Firman Madjadi mengakui, merayakan hari kemenangan Idul Fitri dengan kesederhanaan memperbanyak takbir sebagai manifestasi hari kemenangan.

Ia mengingatkan, umat Muslim di Kabupaten Biak Numfor tidak melakukan euforia berlebihan merayakan Idul Fitri meski umat Islam sudah dua tahun tidak melakukan hak serupa akibat pandemi COVID-19.

“Mengumandangkan takbir, tahimid dan tahlil di akhir bulan Ramadhan 1443 H sebagai manifestasi keimanan dan ketakwaan umat Islam mengisi hari kemenangan Idul Fitri 1 Syawal,” ungkap Ketua PHBI Biak Andi Firman Madjadi.

Di momen hari raya Idul Fitri bagi umat Islam yang telah menjalankan ibadah puasanya dengan dorongan Iman dan Ikhlas akan diampuni dosanya terdahulu.

Melakukan ibadah puasa Ramadhan 1443 H akan mendapat predikat gelar dari Allah SWT sebagai orang-orang yang bertakwa sebagaimana dalam QSAl Baqarah 183 “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

 

Sumber: [1]

Related Posts