Papuanesia.id –
JAYAPURA – Gelar aksi demostrasi di jalan turun bagian kanan kampus Universitas Cenderawasih(Uncen) II, Waena, Perumnas III, Mahasiswa yang bergabung dalam Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nduga Jayapura bersama rakyat menuntut pelaku mutilasi warga sipil Nduga di Timika agar di hukum Mati.
Aksi yang di mulai pada pukul 90:00 WIT pagi itu berjalan damai dengan dikawal aparat kepolisian, sehingga demostrasi hanya berlangsung di jur kanan kampus Uncen sampai dengan berita ini dinaikan.
Kordinator Lapangan Mesak Dogomo mengatakan saat ini rakyat Papua terus dibungkam dan rakyat sipil dimutilasi.
“Hukum memang negara punya tapi kebenaran itu Tuhan punya, kami akan terus berjuang demi kebenaran,”Kata Dogomo, di jalan turun bagian kanan kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) II, Waena, Perumnas III, Selasa, (4/10).
Ia mengatakan dalam aksi ini mereka mendesak segerah selesaikan pelangatan HAM karena pelakunya sudah jelas.
“Kami mendesak Kepada Presiden RI selesaikan HAM berat di Papua, dan kami meminta Komnas HAM RI, Presiden dan Panglima untuk segerah mempercepat proses hukum mati anggota TNI yang menembak dan mutilasi tubuh 4 warga sipil Nduga di Timika,”Katanya.
Dogomo juga mengatakan keluargga korban meminta pelaku mutilasi ini jangan dibawah ke Mahkama Militer tapi harus di peradilan umum.
“Kami menuntut Kapolda Papua dan Panglima TNI Andika Perkasa Stop bawa kasus mutilasi diperadilan militer, ” katanya.
Sementara itu, orator lain Manu Yohame mengatakan TNI seharusnya melindungi rakyat tapi yang ada malah membunuh dan memutilasi warga sipil ini kejahatan perang.
“Kami minta presiden RI agar keadilan itu benar – benar di pertegas kasus mutilasi dan pembunuhan warga sipil kami rakyat Papua terus alami hal sama di Biak berdarah, Wasior, Wamena, dan Abepura berdarah juga saat ini di Mimika 4 Warga sipil di Mutilasi,” katanya.
Selian itu, ia juga menyoroti sikap aparat Kepolisian yang juga membungkam ruang demokrasi dengan membatasi mereka aksi damai ke DPRP.
“Kita menuntut atas ketidak adilan, kita ini bukan ayam atau kambing yang di potong – potong seenaknya dan yang berhak ambil nayawa kita adalah Tuhan bukan TNI, tapi yang ada mala kami dimutilasi maka kami minta Andika Prakarsa jangan bawa ke Pengadilan Militer, jika kita diam akan terus berlangsung ketidakadilan di negeri kami, karena pandangan negara kepada Orang Papua itu manusia ibarat binatang dan mereka hanya rakus sumberdaya alam kami,” katanya,
Sementara itu, dari pantauan Cemderawasih Pos, proses perkuliaan tetap berjalan dengan mengunakan jalur kiri, dan aktifitas trasportasi di jalan umum berjalan seperti biasanya, namun intesitas pergerakan warga di Seputaran Waena sedikit menurut. (oel/gin).
Continue Reading
Sumber: [1]