Mutasi baru virus Corona saat ini berhasil menghancurkan Amerika Serikat, Inggris, dan juga Italia. Dimana mutasi baru virus ini hampir 10 kali lebih menular jika dibandingkan dengan virus yang ada di China.
Versi paling kuat menyebutkan bahwa hasil mutasi dari virus tersebut memiliki 4 hingga 5 jauh lebih banyak mahkota atau paku duri dari permukaan virus.
Mahkota tersebut yang akan memungkinkan menempel pada organ tubuh manusia. Jika dalam jumlah yang lebih banyak, maka akan jauh lebih cepat menginfeksi sel dalam tubuh manusia.
Mutasi Baru Virus Corona yang Menular Lebih Cepat
Perubahan dari terjadinya mutasi baru tersebut dapat menjadi alasan mengapa virus semakin menyebabkan begitu banyak infeksi di benua Amerika.
Hal ini merupakan salah satu bentuk mutasi yang selalu dikhawatirkan para ilmuwan selama berminggu-minggu sejak terjadinya virus Covid-19 yang mana menjadi virus pandemi di seluruh dunia.
Namun, beberapa ilmuwan lain mengusulkan bahwa kemungkinan mutasi baru tersebut merupakan salah satu keunggulan.
Terdapat beberapa temuan terbaru namun belum ditinjau kebenarannya yang menunjukkan bahwa mutasi baru virus Corona ini tampaknya dapat mengubah fungsi dari virus.
Temuan terbaru tersebut juga menunjukkan bahwa virus yang membawa mutasi tertentu akan jauh lebih banyak dan tangguh daripada virus yang tidak mengalami mutasi.
WHO Mengklaim Mutasi Tidak Pengaruhi Vaksin
Para peneliti yang berasal dari Scripps Research Institute Florida mengungkapkan bahwa mutasi baru dapat mempengaruhi protein spike atau protein sebagai penancap dari SARS-CoV-2.
Protein spike yang terdapat dalam virus merupakan salah satu struktur yang digunakan virus agar dapat masuk ke dalam sel inangnya.
Apabila temuan mutasi baru virus Corona ini dikonfirmasi, maka penelitian tersebut merupakan kali pertama bagi sejumlah peneliti dalam menunjukkan sebuah perubahan yang dapat dilihat dari virus yang memiliki arti penting dalam masa pandemi seperti sekarang ini.
Virus Corona dengan mutasi ini dapat jauh lebih menular jika dibandingkan dengan virus yang tidak memiliki mutasi dalam kultur mutasi sel.
Minggu ini, Organisasi kesehatan Dunia (WHO) telah mengungkapkan bahwa mutasi baru sejauh ini tidak akan mempengaruhi kemanjuran dari vaksin yang tengah dikembangkan.
Baca Juga: Mutasi Virus Corona Ternyata Mirip dengan Virus SARS, Kata Ilmuwan
Mutasi Virus D614G
Mutasi baru ini memiliki tonjolan seperti mahkota yang terletak pada bagian luarnya. Hal inilah yang menjadikan virus ini diberi nama Corona yang berarti mahkota.
Jumlah tonjolan yang cukup fungsional dan juga utuh pada partikel virus menjadi lima kali lebih banyak. Protein yang menonjol tersebut harus menempel pada sel inang agar dapat melakukan infeksi sel.
Hal ini mengakibatkan virus D614G akan jauh lebih mungkin untuk menginfeksi sel. Lebih parahnya lagi, mutasi baru virus Corona bisa mencapai 10 kali lebih menular jika dibandingkan dengan virus tanpa mutasi yang sama.
Demonstrasi yang Kuat
Para ahli virologi mengungkapkan bahwa penelitian yang telah dilakukan di Scripps merupakan sebuah demonstrasi yang cukup kuat,
Dimana mutasi baru ini cukup spesifik dan mampu menyebabkan perubahan yang signifikan terkait bagaimana virus dapat berperilaku secara lebih biologis.
Mutasi baru Corona yang telah dipelajari oleh para peneliti mendominasi wilayah Eropa dan juga sebagian Amerika Serikat.
Faktor biologis yang berperan dalam penyebaran cepat virus D614G tersebut menjelaskan bahwa dominasi viruslah yang menjadikannya menular lebih cepat.
Kendati demikian, terdapat berbagai faktor yang mengakibatkan cepatnya penyebaran virus ini seperti waktu lockdown, pola perjalanan, dan juga berbagai faktor yang tidak diduga.
Percobaan Lain
Dalam penelitian baru, para ilmuwan menemukan mutasi baru virus Corona jauh lebih tangguh, akan tetapi dalam percobaan yang lain mereka mengungkapkan bahwa virus yang dapat membawa sel jaringan yang dapat menginfeksi mutasi D614G jauh lebih spesifik.
Maka dari itu, pengembangan dari vaksin virus Corona harus mampu bekerja dengan baik untuk D614G.
Masih Diperlukannya Penelitian Lebih Lanjut
Meskipun memang terlihat cukup meyakinkan, akan tetapi masih banyak ilmuwan yang mengkritik penelitian mengenai mutasi baru tersebut.
Hal ini dikarenakan hasil analisanya yang belum cukup untuk dapat menyimpulkan bahwa mutasi baru virus Corona lebih menular. Masih tetap diperlukan penelitian lain untuk dapat menemukan hasil yang lebih signifikan. (R10/HR Online)