Papuanesia.id –
Mahasiswa dari sejumlah OKP melakukan aksi demo di halaman Kantor DPR Papua terkait kenaikan harga BBM. Mahasiswa menolak kenaikan dan menganggap hanya akan menyengsarakan rakyat, Senin (5/9). Foto:Gamel/cepos
JAYAPURA – Kenaikan harga BBM secara nasional disikapi sejumlah mahasiswa dengan aksi demo. Sejumlah OKP baik dari HMI, GMNI, PMII,BEM USTJ dan BEM Universitas Muhammadiyah Papua menggelar demo di DPR Papua.
Demo ini dilakukan selang 20 menit setelah pendemo mahasiswa asal Nduga membubarkan diri dan mahasiswa minta pemerintah mengkaji kembali soal kenaikan harga BBM karena dipastikan akan menyulitkan warga di daerah dan kampung kampung.
“Kami datang karena ada masalah. Mama – mama di kampung tau kenaikan BBM tapi tidak bisa bersuara sehingga mahasiswa yang mewakili menyampaikan soal dampak ini,” kata Erwin, koordinator aksi.
Ia mengkritisi soal harga BBM yang sempat disampaikan bahwa semua satu harga namun ternyata di daerah pegunungan tetap tinggi. “Kami minta dibuat pansus agar kenaikan BBM ini disikapi serius oleh DPR,” bebernya.
Pendemo juga menyinggung soal kasus mutilasi yang terjadi di Timika. Kejadian itu dianggap tidak manusiawi dan melukai banyak hati rakyat Papua. Sementara di tengah tengah orasi ada juga peserta demo yang meneriaki soal Fredy Sambo. Saat itu para pendemo mencecar kinerja DPR yang dianggap lebih banyak mengurus proyek, lebih banyak duduk di ruang ber AC dan menaiki mobil mewah bahkan beristeri lebih dari satu.
Pendemo juga juga menyinggung kinerja aparat keamanan dan disinilah muncul teriakan Fredy Sambo.
“Sambo..sambo..,” ujar pendemo. Ini disambut oleh orator dengan nyeletuk soal Fredy Sambo. “Fredy Sambo itu pengkhianat,” singgung Erwin. (ade/tri)
Continue Reading
Sumber: [1]