Ilustrasi SpaceX. (AP/Miguel Roberts)
Jakarta, CNN Indonesia — Badan Antariksa Amerika Serikan (NASA) menyatakan misi peluncuran perdana manusia dengan menggunakan pesawat ruang angkasa SpaceX bernama Crew Dragon sangat berisiko. NASA mengatakan misi yang bernama Demo-2 itu memiliki potensi gagal meluncur dan membunuh kru di dalamnya.
SpaceX yang didirikan oleh Elon Musk pada tahun 2020 telah bekerja selama hampir satu dekade dengan NASA untuk merancang, membangun, dan menerbangkan pesawat ruang angkasa Crew Dragon.
Program Kru Komersial NASA yang membawahi misi Demo-2 sejatinya telah mewajibkan SpaceX dan Boeing yang juga mengembangkan pesawat ruang angkasa baru, yakni CST-100 Starliner untuk memenuhi persyaratan keselamatan sebelum menerbangkan astronaut.
Namun, kehilangan kru dan kehilangan misi paling menonjol dalam pemeriksaan misi tersebut.
Melansir Business Insider, NASA menyampaikan angka risiko awak pesawat SpaceX adalah 1 banding 276 dan angka risiko misinya adalah 1 banding 60. Oleh karena itu, risiko terhadap misi tersebut diperkirakan sekitar 4,5 kali risiko terhadap kru.
Hitungan risiko itu sebagian karena pekerjaan SpaceX pada emergency-abort system, yang pada bulan Januari membuktikannya dapat menerbangkan pesawat ruang angkasa Crew Dragon ke tempat yang aman dan jauh dari roket Falcon 9 yang hancur.
Namun, SpaceX dikabarkan juga bekerja untuk membatasi risiko sampah antariksa, asteroid, debu komet, dan puing-puing lainnya yang dapat membahayakan misi, baik melalui pekerjaan pelindung pesawat ruang angkasa tambahan dan proses untuk memotret kapal sebelum meninggalkan ISS.
“Anda terbang dengan kecepatan tinggi di ruang angkasa dan ada mikrometeorit dan puing-puing di luar sana. Itulah yang paling kami khawatirkan, terus terang,” kata Leroy Chiao, mantan astronaut NASA yang pernah diluncurkan ke luar angkasa empat kali.
“Itu sebabnya semua pesawat ruang angkasa memiliki perisai, tetapi tentu saja jika Anda mendapatkan pukulan yang cukup besar, perisai tidak akan melindungi Anda,” ujarnya.
Meski berisiko tinggi, dua astronaut yang akan melakukan uji coba Crew Dragon, yakni Bob Behnken dan Doug Hurley mengaku nyaman dengan kondisi tersebut. Keduanya yang telah bekerja dengan SpaceX di Crew Dragon selama hampir lima tahun mengaku telah memperoleh lebih banyak wawasan tentang cara-cara misi itu bisa gagal.
Para astronaut juga menunjukkan bahwa angka LOC dan LOM lebih seperti alat untuk melacak peningkatan keselamatan selama program pengembangan daripada kotak centang utama.
LOC adalah kesempatan kru sekarat dalam fase misi. Sedangkan LOM adalah kemungkinan misi menjadi serba salah, misalnya akibat kesalahan perangkat lunak.
“Setiap kali kami mendengar angka-angka itu, kami menggali sedikit lebih dalam dari apa yang mungkin disiratkan oleh statistik keseluruhan,” kata Behnken.
Melansir Space, Crew Dragon buatan SpaceX direncanakan terbang dengan roket Falcon 9 di Kennedy Space Center Launch Complex 39, Florida, AS, pada Rabu (27/5), pukul 4:33 malam/ EDT (2033 GMT).
“Kami sangat siap dan kami akan meluncurkannya,” kata Hans Koenigsmann, wakil presiden Build and Flight Reliability di SpaceX.
Bob Behnken dan Doug Hurley akan menjadi astronot pertama yang diluncurkan untuk mengorbit dari tanah AS setelah hampir satu dekade tidak ada misi mengirim astronot dari AS.
Misi yang disebut Demo-2 juga akan menjadi penerbangan uji kru pertama dari pesawat antariksa Dragon SpaceX milik SpaceX, setelah penerbangan uji coba Demo-1 berhasil pada bulan Maret 2019.
Jika peluncuran berhasil, para kru akan terbang ke ISS dan berlabuh ke laboratorium untuk tinggal hingga 110 hari sebelum kembali ke Bumi dengan Crew Dragon.
(jps/DAL)