BIAK, Papuanesia.id – Amerika Serikat (AS) menilai Papua sebagai jalan pintas menuju Filipina dan Jepang dalam era perang dunia II. Pada 27 Mei 1944, sebanyak 12.000 pasukan Sekutu mendarat di Pulau Biak.
Sejumlah peralatan tempur juga turut serta mendarat di Pulau Biak, yakni 29 pucuk artileri, 12 tank, bagian dari Hurricane Task Force. Kekuatan tersebut dikerahkan untuk menggempur 11.400 tentara dan kompi tank ringan Jepang.
Pasukan dan peralatan tempur itu didukung lima destroyer transport, delapan kapal pendarat tank, 15 kapal pendarat infanteri, kendaraan modifikasi amfibi berpenggerak enam roda (DUKW ), perahu pendarat kendaraan dan personel (LCVP) dan kapal pendarat amfibi (LVT).
Pendaratan peralatan tempur tentara Sekutu di Biak pada Juni 1944. (Foto: TNI AL).
“This marks the strategic end of the New Guinea campaign (Ini menandai akhir strategis dari kampanye New Guinea),” kata MacArthur dikutip dari laman TNI, Selasa (6/12/2022).
Saat itu, pasukan Sekutu melaju cepat ke Biak sebagai batu loncatan menuju Filipina membuat kekuatan perang Jepang yang dipimpin oleh Kolonel Angkatan Darat Kozume Naoyuki kewalahan menghadapi serangan tiba-tiba.
Editor : Kurnia Illahi
Sumber: [1]