Home News Orang Tanpa Gejala dan Bantahan Ahli Terkait Pernyataan WHO yang Kontroversial

Orang Tanpa Gejala dan Bantahan Ahli Terkait Pernyataan WHO yang Kontroversial

by Papua Damai
Orang Tanpa Gejala dan Bantahan Ahli Terkait Pernyataan WHO yang Kontroversial
orang tanpa gejala
Ilustrasi. Foto: Ist/Net

Orang Tanpa Gejala (OTG) jarang menularkan Covid-19. Hal itu dinyatakan Maria Van Kerkhove, ilmuwan WHO sekaligus kepala unit penyakit emerging dan zoonosis. OTG sendiri merupakan orang yang terpapar Covid-19 namun tidak menunjukkan gejala sakit Covid-19.

Belakangan Van Kerkhove meralat pernyataan yang dilontarkan pada 8 Juni 2020 lalu tersebut. Hal itu setelah WHO dianggap gegabah dengan pernyataan tersebut, bahkan disebut sebagai blunder karena pernyataan itu dinilai tidak sesuai dengan data penelitian yang valid.

Van Kerkhove menyebut, pernyataannya hanyalah pendapat pribadi dan bukan dari bagian kebijakan WHO. Dia mengaku ingin menjawab berbagai pertanyaan yang rumit seputar Covid-19, namun malah menimbulkan kesalahan.

Bantahan Pernyataan WHO Terkait Orang Tanpa Gejala

Pernyataan yang dilontarkan Maria Van Kerkhove memang tak bisa dipertanggungjawabkan. Pasalnya, banyak ahli yang membuktikan banyak dari pasien positif Corona yang tanpa gejala sakit sama sekali.

Para ilmuwan CDC, lembaga Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengemukakan, dari hasil penelitian hampir 35 persen kasus Covid-19 tidak menunjukkan gejala.

Anthoni Faucy, direktur CDC menyebut, pernyataan Van Kerhove merupakan suatu kemunduran yang dilakukan WHO.

“Itu (OTG jarang menularkan virus Corona) tidak benar. Bukti yang kami miliki, sekitar 25 sampai 45 persen dari orang yang terinfeksi menunjukkan tanpa gejala,” katanya, seperti dikutip HR Online dari CNBC.

Faucy menambahkan, dari studi epidemiologi menyebut virus dapat menular ke seseorang dari mereka yang tidak menunjukkan gejala sakit Covid-19.

“Jadi perkataan penularan dari Orang Tanpa Gejala itu langka terjadi adalah tidak benar. Itu alasan kenapa WHO mengalami kemunduran,” katanya.

OTG tapi positif Covid-19 jadi salah satu misteri yang tengah dipecahkan oleh para peneliti. Para OTG ini membuat penelusuran pasien Covid-19 sulit diidentifikasi.

Karena pasien tanpa gejala, pasien kadang tidak menyadari dirinya terpapar Covid-19. Hal inilah yang berbahaya, karena dia bisa menularkan Covid-19 kepada orang lain tanpa menyadarinya.

Amesh Adalia, Pusat Keamanan Kesehatan dari Universitas John Hopkins, mengatakan, banyak pernyataan seputar penularan Covid-19 kepada pasien tanpa gejala. “Kapan terjadi dan dimana penularan itu terjadi,” katanya.

Sementara penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Zhongnan, Wuhan, menunjukkan penularan virus Corona oleh Orang Tanpa Gejala lebih pendek masanya dibanding pasien Covid-19 dengan gejala sakit.

Untuk pasien Corona dengan gejala, dia bisa menularkan Corona selama 19 hari setelah dirinya terinfeksi. Namun pada OTG, penularan virus pada orang lain bisa terjadi hanya 8 hari sejak terinfeksi.

Jurnal JAMA Network merilis hasil penelitian yang menyebutkan tidak ada pasien tanpa gejala yang menularkan virus setelah 12 hari. OTG ini hanya menularkan virus sampai hari ketiga.

Meskipun penularannya dalam waktu singkat, namun OTG masih perlu diwaspadai dalam kasus transmisi virus Corona.

Kesimpulannya OTG bukannya tidak menularkan virus Corona, namun waktu penularannya cukup singkat dibanding dengan pasien positif Corona yang bergejala.

OTG namun positif Corona, berperan dalam penularan di ruang tertutup. Rumah Sakit, Penjara, dan Panti Jompo dinilai berisiko dalam penyebaran Covid-19 lewat OTG.

Orang Tanpa Gejala di Indonesia

Pada rilis data Covid-19 di Indonesia, hari ini Kamis, 11 Juni 2020, Achmad Yurianto, mengatakan, kasus Corona di Indonesia didominasi oleh OTG.

“Sebagian besar kasus positif adalah kasus tanpa gejala atau dengan gejala minimal, dengan persepsi yang bersangkutan tidak sakit apapun,” ujar juru bicara penanganan Covid-19 pemerintah tersebut di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (11/6/2020).

Jumlah OTG yang mendominasi kasus positif Covid-19 di Indonesia, menurut Yuri, harus dibarengi dangan edukasi, pasalnya OTG bisa jadi sumber penularan Covid-19 tanpa disadari.

Saat ini, bagi pasien positif Corona di Indonesia yang tidak menunjukkan gejala sakit diwajibkan untuk melakukan isolasi mandiri untuk mencegah penularan. Jika tidak, maka ditakutkan OTG bisa menularkan virus tanpa disadarinya.

Sementara total kasus positif Corona di Indonesia sampai hari ini sudah mencapai 35.295 kasus. Sebanyak 12.636 orang telah dinyatakan sembuh. Sementara 2.000 orang meninggal dunia karena Covid-19.

Data dari Kementerian Kesehatan menyebutkan sebanyak 80 persen dari total kasus positif Corona di Indonesia adalah Orang Tanpa Gejala. (Ndu/R7/HR-Online)

Read More

Related Posts