Papuanesia.id –
JAYAPURA-Di Kota Jayapura saat ini baru ada sekitar 201 sekolah yang mengikuti implementasi kurikulum merdeka jenjang TK, SD, SMP, SMA/SMK dari 230 sekolah di Kota Jayapura.
Hal ini dikatakan Kepala Guru Penggerak Papua Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekonologi Fatkurohmah, SPd, MPd saat melakukan Kunker di SD Negeri Inpres Kota Baru, Distrik Abepura, dilanjutkan ke TK ABA Abepura, Senin (1/8).
Fatkurohmah mengatakan, sejatinya jika sekolah mengimplementasikan kurikulum merdeka tentu akan banyak manfaat jika dibanding dengan implementasi kurikulum sebelumnya. Karena melalui kurikulum merdeka lebih sederhana. Sebab, dia hanya berisi materi-materi yang esensi materi-materi pokok, sehingga guru tidak dikejar-kejar untuk mengejar materinya lebih, namun yang materi paling esensi saja yang difokuskan, sehingga guru memiliki waktu lebih banyak untuk bisa mengenal murid, menyiapkan pembelajaran yang menyenangkan.
Bahkan, guru juga bisa punya waktu untuk melakukan pembelajaran dan memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas siswa yang selama ini guru kesulitan. Dalam kurikulum merdeka ini lebih fleksibel, karena anak boleh memilih.
Untuk SMA itu boleh memilih minat dan bakatnya tidak ada pengkotak-kotakan atau tidak ada program-program khusus di sekolah itu, tetapi anak boleh memilih sendiri kemudian sekolah juga boleh mendesain kurikulumnya sesuai dengan sumber daya yang ada di sekolah, karakteristik anak karakteristik orang tua, karakteristik sekolah dan karakteristik daerah
“Memang penerapan Kurikulum Merdeka ini sifatnya bukan kewajiban tetapi pilihan, sekolah boleh memilih menyesuaikan dengan kemampuan dan sumber daya yang ada di sekolah, namun dengan kemudahan dalam impelementasi kurikulum merdeka tentu diharapkan ada intervensi kepada pemerinta untuk mendukung ini,”ucapnya.
Diakui, Fatkurohmah dengan masih adanya sekolah yang belum menerapkan kurikulum merdeka juga akan dilakukan pendampingan dan melakukan identifikasi ke sekolah dengan melakukan kunker seperti ini.
“Kami juga akan terus melakukan identifikasi ke daerah-daerah supaya kita lebih tahu permasalahan langsung untuk mencocokkan data dengan bentuk manual, sehingga kita tahu, dan tujuan kunker juga untuk memotivasi Pemda melakukan intervensi ke sekolah ,”jelasnya. (dil/tri)
Continue Reading
Sumber: [1]