SORONG, Papuanesia.id – Situasi Pelabuhan Kota Sorong Papua Barat sempat mencekam karena pengepungan yang dilakukan puluhan warga Paniai, Jumat (4/3/2022) malam. Penumpang KM Labobar yang hendak turun terpaksa tertahan tiga jam di atas kapal.
Pengepungan berawal dari penganiayaan Mesak Magai oleh sejumlah preman di atas kapal tersebut. Kerabat korban yang tak terima penganiayaan itu mengepung pelabuhan dengan membawa alat perang tradisional.
Massa yang menari tarian Iaita sebagai simbol tarian perang di area dermaga membuat suasana pelabuhan sempat memanas.
Untuk meredakan emosi massa, puluhan personel Polres Sorong Kota yang dipimpin Kapolres Sorong Kota AKBP Johannes Kindangen tiba di dermaga.
Kapolres Sorong Kota AKBP Johannes Kindangen bernegosiasi dengan keluarga korban. Kapolres memastikan polisi akan menindak tegas pelaku penganiayaan. (Foto: iNews/Chanry Andrew Suripatty)
Dia melakukan negosiasi dengan keluarga korban. Kepada warga Paniai, terutama keluarga korban Mesak Magai, dia meminta untuk tidak melakukan aksi-aksi balas dendam.
Namun massa menuntut kepolisian untuk menangkap para pelaku dan menindak tegas mereka yang telah menganiaya Mesak Magai.
Negosiasi pun berhasil setelah kapolres memastikan polisi akan menangkap para pelaku penganiayaan yang menyebabakan Mesak Magai mengalami luka di wajah dan kepala.
Tak menunggu waktu lama, Tim Resmob Polres Sorong Kota yang dipimpin Kanit Resmob Aiptu Budi bergerak ke atas kapal dan langsung menangkap beberapa pelaku penganiayaan.
“Para pelaku diturunkan dari atas kapal dengan pengawalan ketat untuk menjalani pemeriksaan secara intensif di Mapolres Sorong Kota,” kata kapolres.
Editor : Reza Yunanto
Sumber: [1]