Penemuan planet baru mirip Bumi menjadi sebuah kabar yang mengejutkan. Planet baru yang ditemukan ini ukuran dan bentuknya serupa dengan ukuran dari planet Bumi.
Lokasi penemuan dari planet baru ini berada di zona layak huni Proxima Centauri. Seperti yang kita ketahui, sampai saat ini tata surya memang masih menyimpan begitu banyak misteri.
Akan tetapi, seperti apa bentuk dan juga rupa dari planet baru yang ditemukan tersebut? Ini tentu menjadi sebuah tanda tanya besar yang menimbulkan rasa penasaran bagi banyak orang.
Penjelasan Ilmuwan Terkait Penemuan Planet Baru Mirip Bumi
Para ilmuwan sampai saat ini masih mengeksplorasi dan menjelajahi misi pencarian dunia baru yang mirip Bumi dan bisa ditinggali.
Tim ilmuwan internasional kali ini kembali memperoleh petunjuk baru mengenai adanya planet yang seukuran Bumi. Keberadaannya juga telah dikonfirmasi cukup dekat dengan bintang yang ada di tata surya ini.
Mengutip dari Astronomy & Astrophysics ternyata planet tersebut adalah Proxima b yang mempunyai massa 1,7 kali massa Bumi. Lokasinya berada di zona layak huni bintangnya dan mengorbit dalam 11,2 hari.
Ini tentu sejalan dengan konfirmasi tim ilmuwan internasional, termasuk peneliti dari UNIGE atau University of Geneva mengenai keberadaan planet seukuran Bumi yang berada pada bintang terdekat tata surya Proxima Centauri.
Terobosan yang terkait dengan penemuan planet baru mirip Bumi ini kemungkinan muncul karena pengukuran kecepatan radial presisi yang memang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pengukuran ini menggunakan ESPRESSO spektograf yang merupakan buatan Swiss yang paling presisi saat ini di dalam operasi. Alat ini dipasang pada very large telescope di Chile.
Pertama Kalinya Proxima b Terdeteksi
Untuk pertama kalinya, Proxima b terdeteksi pada tahun 2013. Berdasarkan dari data pengamatan arsip planet ini diindikasikan oleh Mikko Tuomi dari University of Hertfordshire.
Selanjutnya penelitian tersebut dilanjutkan tahun 2016. Dari planet tersebut diyakini telah memiliki kemungkinan yang bisa mendukung pembentukan kehidupan alien. Pengukurannya menggunakan spektograf yang lebih tua yaitu HARPS.
Alat ini dikembangkan oleh tim yang berbasis di Jenewa. Kemampuan alat ini bisa mengukur gangguan rendah di dalam kecepatan bintang dan menunjukkan keberadaan dari seorang teman.
Kedua alat tersebut telah melakukan pengukuran terhadap penemuan planet baru mirip Bumi. Spektograf ESPRESSO sudah melakukan pengukuran kecepatan radial pada bintang Proxima Centauri.
Jaraknya hanya 4,2 tahun cahaya dari matahari dengan akurasi 30 cm per detik. Atau 3 kali lebih cepat daripada yang diperoleh dengan HARPS. Artinya, jenis instrumennya sama, akan tetapi dari generasi yang sebelumnya.
Kelebihan Pengukuran Menggunakan ESPRESSO
ESPRESSO memungkinkan untuk bisa mengukur massa planet secara presisi lebih dari 10 massa Bumi. Ungkapan ini dinyatakan oleh pemenang hadiah Nobel Fisika pada 2019.
Michel Mayor yang merupakan profesor kehormatan Fakultas Sains dan Arsitek dari seluruh instrumen ESPRESSO.
Walaupun penemuan planet baru mirip Bumi yang berada di zona layak huni Proxima b ini sekitar 20 kali lebih dekat dengan bintangnya daripada Bumi terhadap matahari. Tetapi, planet tersebut menerima energi yang sebanding.
Dengan begitu, dengan suhu permukaan seperti ini, bisa saja diartikan di dalamnya kemungkinan terdapat air di beberapa tempat. Oleh sebab itu, diprediksi bahwa planet ini bisa saja terdapat kehidupan di dalamnya.
Meski Proxima b merupakan salah satu kandidat ideal bagi penelitian biomarker, tetapi masih ada jalan yang cukup panjang sebelum para ilmuwan menyarankan bahwa kehidupan sudah bisa berkembang di permukaan planet ini.
Faktanya penemuan planet baru mirip Bumi yang disebut sebagai bintang Proxima ini merupakan Katai yang merah aktif yang membombardir planetnya menggunakan sinar-X.
Bintang ini menerima sekitar 400 kali lebih banyak sinar dibandingkan dengan Bumi. Pertanyaannya adalah apakah ada atmosfer yang bisa melindungi planet ini dari sinar mematikan tersebut?
Ini merupakan pertanyaan dari peneliti di Departemen Astronomi UNIGE yang bertanggung jawab atas kinerja ilmiah dan juga pemrosesan data ESPRESSO, Christophe Lovis.
Bila memang ada atmosfer, apakah atmosfer tersebut mengandung unsur kimia yang mendorong perkembangan kehidupan, misalnya oksigen. Lantas berapa lama kondisi yang menguntungkan tersebut ada?
Para ilmuwan akan menangani semua pertanyaan tersebut. Khususnya dengan bantuan masa depan instrumen seperti pada spektrometer RISTRETTO.
Alat tersebut akan dibangun khusus untuk menganalisis penemuan planet baru mirip Bumi. Mendeteksi cahaya yang dipancarkan Proxima b dan juga HIRES yang nantinya akan dipasang pada teleskop raksasa ELT 39 m yang dibangun di European Southern Observatory (ESO) di Chili. (R10/HR-Online)