Liputan6.com, Jawa Barat – Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) menargetkan 300.000 pengetesan COVID-19 atau 0,6 persen dari jumlah penduduk Jabar. Target itu merujuk pola Korea Selatan.
Wakil Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Siska Gerfianti mengatakan, dalam pengetesan masif, gugus tugas provinsi sudah mengelompokkan sasaran tes dalam tiga kategori.
Kategori A atau pertama adalah Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Tanpa Gejala (OTG), dan tenaga kesehatan.
“Kategori B itu adalah orang-orang yang sering berhubungan dengan banyak orang. Bukan hanya pelayanan kesehatan, tapi pelayanan publik lainnya, polisi, tentara, dan ulama yang sering bertemu banyak orang. Lalu, masuk ke dalam kategori C, misalnya pelaku perjalanan dan lain-lain,” kata Siska dalam keterangan resminya di Bandung, Sabtu, 20 Juni 2020.
Menurut Siska, pengetesan dengan metode PCR atau swab test diutamakan bagi masyarakat yang berada dalam kategori A dan B.
“Kami harapkan sebulan kedepan, setelah alat-alat hadir, kami akan laksanakan rapid test masif di seluruh Jabar dengan Mobile COVID-19 Test. Lalu, pemeriksaan PCR menurut sasaran target yang sudah kami tentukan,” ucap Siska.
60.389 Test Sudah Dilakukan
Siska melaporkan, per 17 Juni 2020, pihaknya telah melakukan 148.789 rapid test, dan 60.389 tes dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
“Kami kejar lagi (jumlah tes) karena kami harus mengetes sekitar 300.000 pemeriksaan, baik rapid test maupun PCR,” tambah Siska.
Selain sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19, pengetesan masif akan mendapatkan peta persebaran yang komprehensif, melacak kontak terpapar virus, mendeteksi keberadaan virus, dan memastikan status pasien.
Siska menyatakan, sejumlah 627 Mobile COVID-19 Test dan Laboratorium Moblie Bio Safety Level 3 (BSL3) dari PT Bio Farma (Persero) disiapkan gugus tugas provinsi untuk mengambil sampel di kecamatan-kecamatan.
Mobile COVID-19 Test akan dilengkapi dengan alat rapid test dan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas yang mengambil spesimen.
“Mobile swab test-nya kami sudah punya, dan kami sedang mengadakan PCR portable, sehingga pada saat nanti ada agenda (tes masif) di mana, setelah rapid test, ada pemeriksaan PCR di tempatnya masing-masing,” jelas Siska.
Test Masif
Pengetesan masif disertai pula dengan penguatan kesiapan laboratorium, supaya tes masif dengan metode PCR berjalan optimal. Siska melaporkan, terdapat 19 laboratorium jejaring di Jabar yang siap melakukan pemeriksaan PCR.
“Labkesda saat ini kapasitasnya sudah 2000 pemeriksaan per hari, sehingga minggu lalu, kami laporkan, sampel yang terbaca itu sudah habis. Jadi sudah tidak ada bottleneck, sudah diperiksa semua,” kata Siska.
Ketersediaan logistik kesehatan Jabar hingga kini yakni 30.000 rapid test, 27.000 swab test, 83.000 reagen PCR, 77.000 reagen RNA, 36.000 APD Coverall, 9.000 masker KN-95, 500 masker N-95. Menurut Siska, data tersebut bergerak dengan dinamis.
“Rapid test kita upayakan 300 ribu dan PCR test kita upayakan memenuhi target 150 ribu, sehingga bisa mencapai 300 ribu lebih pemeriksaan di Jabar,” kata Siska.
Ketua Divisi Komunikasi Publik Hermansyah meminta warga Jabar tidak takut mengikuti tes masif COVID-19. Sebab, pelaksanaan tes masif di Jabar, baik rapid test maupun tes swab, mematuhi semua prosedur yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
“Masyarakat tidak perlu takut melaksanakan rapid test ini, karena ini upaya kita untuk mencegah yang lebih besar terhadap penularan.Kemudian juga kita jangan ada lagi stigma orang-orang yang positif COVID-19,” kata Hermansyah.
Simak Video Menarik Berikut Ini
Sepulangnya dari kunjungan ke Turki dan Azerbaijan Wali Kota Bogor Bima Arya dan sejumlah pejabat Pemkot Bogor masuk dalam ODP atau orang dalam pemanyatauan virus Corona. Bima Arya membatasi aktivitasnya di Pemkot Bogor.