Home Papua Perjuangan Masyarakat Adat Papua: Kampanye ‘All Eyes on Papua’ Viral di Media Sosial

Perjuangan Masyarakat Adat Papua: Kampanye ‘All Eyes on Papua’ Viral di Media Sosial

by Nayanika Candramaya
all eyes on papua

Setelah kampanye “All Eyes on Rafah” menjadi viral, media sosial kini ramai dengan kampanye “All Eyes on Papua”. Kampanye ini muncul akibat kasus pengalihan hutan adat menjadi perkebunan kelapa sawit.

Apa yang dimaksud dengan ‘All Eyes on Papua’?

“All Eyes on Papua” adalah kampanye yang telah disebarluaskan oleh lebih dari satu juta pengguna media sosial. Secara harfiah, kampanye ini berarti semua mata tertuju pada Papua, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan masalah yang dihadapi masyarakat Papua.

Kampanye ini dimulai dari video viral di media sosial yang menunjukkan masyarakat Papua berunjuk rasa di depan Mahkamah Agung. Mereka memprotes perubahan hutan adat menjadi perkebunan kelapa sawit.

Pada Senin, 27 Mei 2024, masyarakat adat suku Moi di Sorong dan Suku Awyu di Boven Digoel berdemonstrasi di depan Mahkamah Agung. Mereka menuntut keadilan dan menolak pembabatan hutan adat yang menjadi sumber penghidupan selama ini.

Hendrikus ‘Franky’ Woro, seorang pejuang lingkungan hidup dari Suku Awyu, menyatakan bahwa kehidupan masyarakat Awyu sangat bergantung pada hutan, tanah, rawa, sungai, dan kekayaan alam lainnya. Hutan adalah sumber mata pencaharian, obat-obatan, pangan serta identitas sosial budaya mereka. Bagi sebagian besar masyarakat tradisional Papua, hutan merupakan “rekening abadi” yang harus dijaga sepanjang hayat.

Awal Konflik Hutan Adat

Konflik ini bermula dari rencana PT Indo Asiana Lestari yang ingin membabat 36.094 hektar hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit. Menurut informasi, PT Indo Asiana Lestari telah memperoleh izin lingkungan. Tanah Papua sering kali menjadi target investor.

Proyek Tanah Merah mengubah hutan adat Awyu menjadi perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia, dilakukan oleh tujuh perusahaan. Namun, masyarakat suku Awyu dan Moi menolak proyek ini karena mereka merasa kehilangan tempat tinggal dan sumber pendapatan. Hutan tersebut telah lama menjadi sumber pangan, air, dan budaya mereka. Pembabatan hutan juga berpotensi menghasilkan emisi besar yang berdampak global.

Aksi Masyarakat Adat Awyu dan Moi

Suku Awyu adalah salah satu kelompok suku di Papua, yang berasal dari wilayah Kabupaten Mappi dan Boven Digoel, Papua Selatan. Suku Moi banyak tinggal di Kota Sorong, Sorong Selatan, dan Raja Ampat.

Setelah mengajukan gugatan ke pengadilan, suku Awyu dan suku Moi menggelar aksi di depan Mahkamah Agung, menuntut hak-hak atas kekayaan alam hutan adat yang akan dibabat menjadi perkebunan sawit. Kampanye “All Eyes on Papua” bertujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap kasus ini, membantu menyuarakan hak-hak warga Papua yang hilang, serta menjaga kekayaan alam dan warisan budaya Indonesia.

Related Posts