Foto: Infografis/Selain Moderna, 6 perusahaan farmasi di dunia yang mempersiapkan vaksin untuk lawan covid-19/Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) dan Presiden China Xi Jinping berlomba untuk segera mungkin menemukan vaksin virus corona Covid-19 demi kembali hidup normal. Siapa terdepan?
Kemarin (18/5/2020), Moderna mengumumkan vaksin corona buatannya menunjukkan hasil yang positif melawan Covid-19 terbukti dengan terbentuknya antibodi. Dalam imunologi, antibodi merupakan sejenis protein yang berperan dalam pertahanan tubuh manusia dalam melawan patogen.
“Data sementara Fase 1 ini, sementara awal, menunjukkan bahwa vaksinasi dengan mRNA-1273 memunculkan respons kekebalan yang disebabkan oleh infeksi alami dimulai dengan dosis serendah 25 [mikrogram],” kata kepala petugas medis Moderna Dr. Tal Zaks seperti dilansir CNBC International, Rabu (20/5/2020).
Tapi patut dicatat Moderna masih dalam fase 1 pengembangan vaksin corona dan baru akan memulai fase kedua dalam waktu dekat.
Dalam catatan World Health Organization (WHO) ada 8 vaksin corona yang sedang diujicobakan ke manusia. Empat vaksin tersebut dikembangkan di China. Sisanya, dua Amerika Serikat (AS), Satu di Jerman dan satu di Inggris.
Empat vaksin corona dari China adalah CanSino Biological Inc dan Beijing Institute of Biotechnology; Wuhan Institute of Biological Products dan Sinopham; dan Sinovac. Vaksin corona AS dikembangkan Inovio Pharmaceuticals dan Moderna. Inggris oleh University of Oxford dan Jerman oleh BioNTech menggandeng Fosun Pharma dan Pfizer.
Dari ke delapan vaksin ini yang terdepan adalah vaksin buatan CanSino Biological Inc dan Beijing Institute of Biotechnology. Vaksinnya bernama Ad5-nCoV.I ni satu-satunya vaksin yang sedang menjalani uji coba fase 2.
Vaksin ini menggunakan gabungan virus hidup dan protein rekombinan yang digunakan untuk menghasilkan protein antigen untuk memicu produksi antibodi terhadap virus corona.
Hingga kini CanSino belum menerbitkan hasil rinci dari uji coba fase 1, hanya mengumumkan menjalankan uji fase 2 berdasarkan ‘data keamanan awal’ dari fase 1, yang melibatkan 500 orang.
(roy/roy)