Papuanesia.id –
JAYAPURA-Manajemen Persipura Jayapura terus berusaha untuk mencari keadilan. Rabu (6/4) kemarin, Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano telah melayangkan surat permohonan investigasi terhadap dua pertandingan pekan ke-34 yaitu antara Persib bandung melawan Barito Putra dan PSS Sleman versus Persija Jakarta.
“Termasuk investigasi oknum personel klub, terkait dugaan pelanggaran fair play, dan dugaan pelanggaran regulasi BRI Liga 1 2021/2022. Permohonan kami ajukan kepada Komisi Disiplin dan Komite Etik, bila nantinya ada pelanggaran etik ya bisa sekaligus ditangani,” ungkap Tomi Mano dalam rilisnya yang diterima oleh Cenderawasih Pos, Rabu (6/4).
Ada beberapa hal yang menurut pihaknya patut menjadi sorotan investigasi. Misalnya, dugaan ada klub yang tidak memainkan tim/pemain terbaiknya dan hal ini merupakan pelanggaran regulasi.
“Sementara ramai beredar di ruang publik bahwa ada beberapa klub yang memiliki koneksi atau hubungan kepemilikan atau sejenisnya,” lanjut pria asal Kampung Tobati, Kota Jayapura ini.
Dirinya menilai, ada dugaan klub atau oknum klub yang secara sengaja memengaruhi hasil pertandingan dan itu termasuk pelanggaran regulasi. Termasuk pemain yang diduga dengan sengaja tidak memasukan bola ke gawang lawan, saat memiliki beberapa peluang emas di antaranya penalti ‘aneh’.
“pada potongan video yang beredar di publik terlihat jelas bagaimana reaksi pemain tersebut saat rekannya menciptakan gol, patut diinvestigasi juga. Kalau kamu benar-benar mau menang pasti kamu gembira saat temanmu bikin gol, iya kan?. Termasuk pelatih, kalau benar mau menang kan pasti kecewa atau sedih saat pemainmu gagal penalti,” ujar Tomi Mano.
Dirinya juga mempertanyakan reaksi perangkat pertandingan saat penalti aneh itu terjadi. “Perangkat pertandingan ditambah jumlahnya agar lebih teliti dan tidak salah mengambil keputusan, tapi yang terjadi justru berbeda. Sebanyak itu perangkatnya masa tidak ada yang lihat ada lebih dari 1 pelanggaran saat penalti itu,” bebernya.
Dugaan pelanggarannya lainnya menurut Tomi Mano adalah sebelum bola ditendang, dua pemain lawan sudah masuk area 16 meter, serta penjaga gawang lawan sudah bergerak atau berpindah posisi sebelum bola ditendang. Itu sangat jelas terlihat di rekaman video.
“Nah, dengan tambahan jumlah perangkat yang disampaikan Ketua Umum PSSI apakah tujuannya terlaksana, bagi kami tidak, terutama pada pertandingan tersebut,” sesalnya.
“Yang kami pertanyakan juga tidak ada protes dari personel Persib atas pelanggaran penalti tersebut. Entah kenapa, kami tidak tahu,” sambungnya.
Kedua, menurut orang nomor satu di Kota Jayapura itu, pertandingan Persib dan Barito sudah menjadi pembicaraan publik, sehingga menimbulkan banyak reaksi dan pertanyaan. Untuk itu, menurut Tomi Mano demi menjaga asas fair play, integritas dan profesionalitas kompetisi, pihaknya mengajukan permohonan.
“Harusnya PSSI sebagai federasi proaktif, tapi tidak ada. Karena kami lihat federasi tenang-tenang saja saat integritas sepakbola dipertanyakan publik, maka kami bergerak untuk membantu PSSI. Bantuan kami ini sudah seharusnya didukung oleh PSSI, karena terkait football integrity yang selalu mereka dengung-dengungkan,” pungkas Tomi Mano. (eri/nat)
Continue Reading
Sumber: [1]