Papuanesia.id –
JAYAPURA-Upaya pengungkapan kasus penembakan di Puncak Jaya terhadap dua tukang ojek pada Selasa (12/4) terus dilakukan.
Sehari pasca kejadian pihak aparat keamanan melakukan olah TKP. Hanya saja hingga kemarin polisi masih belum mengetahui apa alasan para pelaku melakukan penembakan tersebut.
Pasalnya Puncak Jaya selama kurun waktu kurang lebih 2 tahun ini mulai adem ayem. Tak ada kejadian kekerasan bersenjata sehingga insiden Burage ini membuat banyak pihak kaget.
“Kami belum tahu pasti apa tujuan dari pelaku melakukan penembakan dan teror seperti ini. Memang biasanya ada alasan tapi ini yang masih didalami teman – teman di Puncak Jaya,” jelas Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal di ruang kerjanya, Rabu (13/4).
Olah TKP dilakukan untuk mendapatkan bukti-bukti lapangan termasuk mencari barang bukti baik keterangan maupun petunjuk guna kepentingan penyelidikan selanjutnya. Olah TKP ini juga untuk mencari hubungan antara saksi atau korban, tersangka dan barang bukti serta memperoleh gambaran modus operandi tindak pidana yang terjadi.
“Dari olah TKP yang dilakukan penyidik memperoleh barang bukti berupa sepeda motor yang digunakan korban, 5 selongsong peluru termasuk mendalami dengan mengambil keterangan dari 5 saksi,” kata Kamal.
Dikatakan selama dilakukan olah TKP, situasi aman terkendali meski dilakukan pengamanan sekitar lokasi dan polisi sudah mengamankan sejumlah barang bukti yang selanjutnya dibawa ke Mapolres Puncak Jaya.
Disini Kamal menyebut bahwa dugaan pelaku penembakan adalah kelompok Goliath Tabuni ataupun Lekagak Telenggen. “Iya dugaan kami pelaku merupakan kelompok dari Goliath Tabuni maupun Lekagak Telenggen,” tambah Kamal.
Sementara perkembangan terakhir, korban meninggal atas nama Soleno Lolo telah diterbangkan ke kampung halamannya di Sulawesi Selatan sedangkan korban selamat bernama Sauku Dg Paewa telah dievakuasi ke RSUD Jayapura untuk dilakukan perawatan. “Korban sudah dibawa ke Jayapura dan saat ini sedang dalam perawatan,” jelas Kamal.
Sementara juru bicara TPN-OPM Sebby Sembom membenarkan bahwa aksi penembakan tersebut dilakukan kelompok TPN-OPM di bawah panglima tinggi Jenderal Goliath Tabuni dan Major General Lekagak Telenggen sebagai Komandan Operasi Umum.
“Keduanya bertanggung jawab atas penembakan tersebut. Sekali lagi Puncak Jaya itu daerah perang dan kami sudah melarang orang luar untuk masuk. Harus tinggalkan daerah perang. Sebab jika tidak kami anggap mereka adalah agen intelejen TNI-Polri,” tulis Sebby yang menyatakan bahwa statemen tersebut berasal dari pernyataan resmi Komnas TPNPB. (ade/nat)
Continue Reading
Sumber: [1]