[ad_1]
Papuanesia.my.id – Komandan Satuan Brimob Polda Papua Barat, Kombes Pol Semmy Ronny Thaba menegaskan operasi yang dilakukan satuannya di wilayah Kabupaten Maybrat bukan operasi militer, melainkan operasi pengejaran pelaku pembunuhan dan perampasan senjata anggotanya.
“Kami bukan operasi militer, atau mencari dan melawan KKB. kami mengejar pelaku untuk mengungkap kasus pembunuhan anggota kami,” ujar Dansat Brimob.
Dia lalu membantah tudingan ada intimidasi pada masyarakat setempat dan juga pembakaran rumah ibadah.
“Itu tidak benar. Kami mendatangi rumah dan pondok yang merupakan markas mereka. Di situ ada bendera Bintang Kejora dan bendera KNPB,” ungkapnya.
Dia menegaskan semua anggota Brimob beragama.
“Saya yang pimpin kegiatan dan saya pastikan bahwa tidak ada pembakaran rumah ibadah. Tidak masuk akal kita bakar rumah ibadah dan rumah warga. Kita itu target orang, bukan bangunan,” tegasnya.
Soal informasi ada masyarakat yang mengungsi akibat aktivitas pengejaran di sana, Dansat mengatakan itu terjadi bukan karena intimidasi anggota, melainkan kemungkinan adanya miskomunikasi atau salah informasi yang didengar masyarakat.
“Kita kerja by data. siapa yang kita cari itu ada. Jadi bukan intimidasi masyarakat. Markas mereka itu ada di perkampungan. Di antara rumah rumah warga. Yang markas di Distrik Aifat Timur di Dusun Miosorok dan Aimato, itu bukan kampung. Itu dusun yang dipakai kelompok KNPB dan TPN OPM untuk jadi markas mereka. Di situ ada dokumen dan catatan mobilsasi kegiatan,” tegasnya.
Dia lalu mempersilakan jika ada lembaga bantuan hukum yang akan mengadvokasi kasus ini.
“Saya dengar ada LBH yang mau advokasi. Ya silakan saja,” tandasnya.(njo)
[ad_2]