Jakarta (PAPUANESIA.ID) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan “Marhaban ya Ramadhan” atau selamat datang bulan Ramadan, dan selamat berpuasa bagi umat muslim.
“Marhaban ya Ramadan. Selamat datang bulan Ramadhan. Bulan penuh pengampunan. Bulan dilipatgandakannya pahala ibadah dan kebaikan,” kata dia, melalui akun resminya di media sosial Instagram @jokowi sebagaimana diunggah di Jakarta, Sabtu.
Ia menyampaikan situasi pandemi COVID-19 yang membaik pada 2022 ini, telah membawa optimisme sehingga umat muslim dapat melaksanakan ibadah salat tarawih berjamaah di masjid, dengan tetap berdisiplin menerapkan protokol kesehatan.
Ia juga melantunkan doa agar pada Bulan Ramadhan ini, seluruh ibadah umat muslim dilancarkan, dimudahkan, dan diterima oleh Allah SWT. “Selamat berpuasa,” ujar dia.
Sebelumnya, Kementerian Agama menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1443 Hijriah/2022 Masehi jatuh pada Minggu (3/4), usai diputuskan melalui sidang isbat pada Jumat (1/4).
Keputusan ini serupa dengan yang diterbitkan Pengurus Besar Nadhlatul Ulama yang memutuskan 1 Ramadhan pada Minggu.
“Secara mufakat bahwa 1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada hari Ahad (Minggu) 3 April 2022,” ujar Menteri Agama, Yaqut Qoumas. Pada Jumat (1/4) dia menyatakan dari 101 titik pemantauan hilal yang tersebar di Indonesia, dilaporkan nihil melihat hilal.
Adapun organisasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada Sabtu (2/4) berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia meminta umat Islam untuk menjadikan perbedaan penetapan awal puasa Ramadhan sebagai rahmat dan tidak mengurangi sedikitpun arti kebersamaan.
“Sebagian saudara kita di Muhammadiyah yang akan memulai puasanya Sabtu. (Perbedaan) tidak mengurangi arti kebersamaan kita. Kita boleh berbeda tetapi kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan kita,” ujar Ketua MUI, Abdulah Jaidi, dalam konferensi pers penetapan 1 Ramadhan, Jumat (1/4).
Ia juga mengajak untuk menjadikan momentum Ramadhan ini sebagai momentum kebersamaan untuk menghindari segala perselisihan dan perbedaan yang ada di tengah-tengah warga.
Karena, kata dia, perbedaan akan membawa rahmat, selama mengacu pada bagaimana menyatukan hati dan bersama-sama dalam membangun bangsa dan negara. “Terutama di saat kita melaksanakan ibadah yang maha suci, ibadah Ramadhan yang penuh rahmat ini,” ujar Jaidi.
Sumber: [1]