Permasalahan anak-anak di Tanah Papua, menurut Wahana Visi Indonesia (WVI), mencakup berbagai aspek, terutama kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak. Tim WVI di Wamena mengidentifikasi beberapa masalah yang muncul. Hampir seperempat kasus stunting dan hampir setengah kasus ibu hamil mengalami kurang energi kronis.
Di sektor pendidikan, setengah lebih sekolah di daerah tersebut kekurangan akses air yang layak dan hampir semua anak tidak pernah mengikuti PAUD. Di sisi perlindungan anak, mayoritas anak di Jayawijaya tidak memiliki akta kelahiran dan sebagian telah menikah di bawah umur. Banyak di antara mereka mengalami kesulitan membaca dan bahkan tidak mengetahui usia mereka sendiri.
Salah satu anak yang terkena dampak langsung adalah Teflius. Hal ini mendorong WVI untuk meluncurkan program baru bernama Childhood HOPE. Program ini bertujuan mendukung anak-anak yang tinggal di daerah terpencil di Indonesia, khususnya Tanah Papua.
Menurut Resource Development and Communications Director WVI, Asteria Aritonang, anak-anak di wilayah tersebut sangat rentan karena berhadapan dengan kelangkaan pangan, keterbatasan akses ke kebutuhan dasar dan kesenjangan dalam pendidikan. Mereka juga terpapar dengan kemiskinan, penyakit, kekerasan, pelecehan, serta sering kali menjadi korban bencana alam dan ketidakstabilan.
Program Childhood HOPE memungkinkan donatur untuk memberikan bantuan tanpa harus berinteraksi langsung dengan anak-anak, baik melalui donasi satu kali maupun berlangganan bulanan. Program ini bertujuan untuk memberikan stabilitas dan keamanan kepada anak-anak di daerah yang rentan, sehingga mereka memiliki masa depan yang lebih baik.
Dana yang terkumpul dari program Childhood HOPE akan digunakan untuk mendukung infrastruktur, sumber daya, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan yang aman bagi anak-anak di Tanah Papua. Hal ini mencakup kegiatan pelatihan untuk orang tua, guru, dan pihak lainnya untuk meningkatkan keterampilan dan perilaku yang positif.