Papuanesia.id –
MERAUKE-Bupati Merauke, Drs Romanus Mbaraka, MT, melakukan Sidak soal permasalahan bau yang dikeluhkan oleh warga Kampung Marga Mulya terkait keberadaan peternakan PT Harvest Pulus Papua (HPP) di Kampung Marga Mulya SP 2 Tanah Miring, Jumat (18/2). Setelah melihat secara seksama kandang dan pengolaan limbah dan menerima masukan dari berbagai pihak, Bupati Romanus Mbaraka menjelaskan, ada berbagai pertimbangan dari berbagai pihak yang ia sudah terima dan juga ada aspirasi dari kepala kampung dan anggota warga yang hadir yang merasakan langsung dampak lingkungan dari kehadiran PT Harvest tersebut. Namun lanjut bupati Romanus , sebelum Sidak ini, dirinya telah menugaskan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kasatpol PP dan dinas teknis lainnya untuk melakukan perbandingan di sejumlah peternakan lainnya, mengapa di tempat lain tidak timbul bau. Ternyata dari hasil kunjungan yang dilakukan langsung ke lokasi hari ini, memang ada model pengelolaan. Di kandang lain mereka gunakan model open house. Sementara di sini closed. Artinya, kandang ini tertutup lalu diciptakan seperti ada kesejukan dalam kandang. Ada blower, ada kincir angin.
“Secara kasat mata, kalau saya melihat kotoran ayam ini selalu dalam keadaan basah dan mungkin karena tertutup sehingga ketika dibuka sekali, itu yang membuat bau yang keluar menyengat,’’ jelasnya.
Dikatakan bupati bahwa beberapa kali evaluasi sudah dilakukan tapi PT Harvest dinilai tidak memberikan respon yang baik. Dimana dari waktu ke waktu, evaluasi yang diberikan tidak ada realisasi. Sementara warga merasakan bau di sekitar kandang meski tidak setiap saat. ‘’Kesimpulan dari semua ini, sebentar akan saya rilis kesimpulan dengan baik, kemudian saya ambil keputusan untuk diberikan kepada Harvest. Saya harap, jika sudah ada keputusan dari saya untuk dilaksanakan oleh PT Harvest. Kalau tidak, pemerintah akan tegas menutup PT Harvest,’’ pungkasnya.
Sementara itu, penanggung jawab pengelolaan peternakan Lukas Budi Santoso, menjelaskan, dalam rangka mengkondisikan suhu di dalam kandang agar tetap stabil maka pihaknya menggunakan seldek yang dibasahi dari air. ‘’Mungkin ini yang menjadi analisa dari pak bupati yang menyebabkan udara dalam kandang lembab. Jadi tidak disiram,’’ katanya. Selain itu, jelas Lukas, pihaknya tetap mengacu pada standar-standar teknis serta sambil menunggu standar teknis dari bupati setelah kunjungan tersebut. ‘’Yang pasti kami mengkaji ulang dan konsultasi dengan pihak perusahaan suplayer dari open house. Karena ini sistem dengan segala kelengkapannya,’’ katanya. Ditambahkan, dalam hal pengelolaan limbah, kata Lukas, pihaknya ada standar operasional. ‘’Jadi nanti secara tertulis dan angka itu dari laboratorium. Bukan dari opini. Kalau yang disampaikan opini yang akan timbul nantinya hanya perdebatan,’’ terangnya. Hadir mendampingi bupati, wakil pemimpin I DPR Kabupaten Merauke Hj. Almoratus Solikha, S.HI, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merauke Ir. Harmini, M.Si, mantan kepala Dinas Peternakan Kabupaten Merauke, Ir. Bambang Dwiatmoko, Kepala Distrik Semangga Tri Hermawan, S.STP dan Kepala Kampung Marga Mulya Zubaidah Alfakir, dan sejumlah warga Kampung Marga Mulya. (ulo/tho)
Continue Reading
Sumber: [1]