Polri, melalui Asisten SDM Kapolri Irjen Pol Dedi Prasetyo, mengumumkan rencana merekrut 10.000 orang untuk ditugaskan di Papua. Penerimaan ini akan mencakup Orang Asli Papua (OAP) serta anak-anak yang lahir dan besar di tanah Papua. Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menyambut baik inisiatif ini, menekankan pentingnya representasi masyarakat Papua dalam kepolisian untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi warga setempat. Komisi III DPR RI mendukung langkah Polri ini karena akan meningkatkan kebanggaan dan keinginan mengayomi masyarakat setelah para rekrutan lulus.
Sahroni menyoroti bahwa dengan cakupan wilayah Polri yang luas, peran putra-putri asli daerah sangat penting. Setiap wilayah di Indonesia memiliki karakteristik unik, sehingga penting untuk memastikan seluruh anak bangsa, dari Sabang sampai Merauke, memiliki akses dan kesempatan yang sama untuk mengabdi. Sahroni berharap anak-anak yang lahir dan tumbuh di Papua diprioritaskan untuk bertugas di tanah kelahirannya mengingat mereka lebih mengenal wilayah tersebut.
Ia juga menginginkan Polri tetap menjadi institusi yang mencerminkan semangat masyarakat Indonesia dalam menjaga keharmonisan dan memberikan pelayanan terbaik. Polri harus terus diisi oleh putra-putri terbaik bangsa dari setiap daerah, menjaga representasi semangat mengabdi untuk negara. Polri berencana merekrut 10.000 orang untuk ditempatkan di jajaran Polda Papua yang tersebar di empat provinsi, dengan perekrutan dimulai dari tahun 2024 hingga 2028.
Untuk tahun 2024, Polri akan merekrut 2.000 orang yang akan dididik di Sekolah Polisi Negara (SPN) di Pulau Jawa. Irjen Pol Dedi Prasetyo mengharapkan Kapolres di Tanah Papua aktif mensosialisasikan penerimaan ini, karena selain OAP, yang akan direkrut adalah anak-anak yang lahir dan besar di Tanah Papua. Mereka akan dididik selama lima bulan di SPN di Pulau Jawa dan setelah pendidikan akan ditugaskan sementara di wilayah tersebut sebelum kembali bertugas di Papua. Selain itu, 2.000 personel yang akan direkrut termasuk 150 tenaga paramedis, khususnya dokter, dalam kerja sama dengan Universitas Cenderawasih (Uncen) untuk meminimalisir permintaan pindah tugas keluar dari Papua.