TIMIKA | Salah satu korban pembantaian oleh KKB di area BTS 3 Distrik Beoga, Kabupaten Puncak mengaku faktor keamanan menjadi tantangan utama saat bekerja.
Dalam rilis yang dikeluarkan Polda Papua, Kamis (3/3/2022) menyebutkan delapan korban pembantaian diantaranya berinisial B, R, BN, J, E, S dan PD telah meninggal dunia.
Sementara dalam video yang ditayangkan di Channel YouTube Palapa Timur Telematika, salah satu pekerja R, mengaku tantangan atau kesulitan utama yang dihadapi ialah faktor keamanan.
“Kesulitan yang dihadapi tim maupun pekerja di lapangan itu pertama kondisi keamanan,” kata R yang bertugas sebagai SPV Radio dalam video yang di posting satu bulan yang lalu.
Dalam pekerjaan, para pekerja dibantu pengamanan oleh Rider 521 sebanyak 25 personel.
“Untuk keamanan setempat kita di Pam oleh rider 521,” katanya.
Kemudian ia menyebut kesulitan berikutnya ialah kondisi cuaca yang mana di lokasi pekerjaan berada diatas bukit dengan suhu 5 derajat sampai minus.
Selain itu, kesulitan lainnya ialah helikopter sebagai satu-satunya alat transportasi untuk bisa sampai ke tempat kerja.
Dalam video tersebut, Manager PTT Area Timika, Ali Rahman Hakim menjelaskan tim kerja dibagi tiga tim yang pertama bagian pekerjaan power sistem dengan
dua orang untuk recovery.
Kemudian, tim radio yang bertugas melakukan instalasi equipment radio mulai dari line kabel dan pekerjaan lainnya.
“Satu tim lagi khusus untuk kerjakan sitak atau koordinasi dengan Koramil di ilaga Polres Ilaga supaya pekerjaan kita berjalan dengan aman,” tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Papuanesia.id
Artike :Sebelum Dibunuh, Pekerja Proyek Palapa Ring Timur Akui Faktor Keamanan Jadi Tantangan
Sumber: [1]