Papuanesia.id –
SENTANI-Sidang Klasis GKI Tanah Merah ke XVI dilaksanakan di Gereja GKI Kristus Raja Ormuwari, Distrik Ravenirara, Kabupaten Jayapura. Sejumlah pendeta dan juga majelis Jemaat dari sejumlah gereja di wilayah Klasis Tanah Merah turut ambil bagian dalam kegiatan itu.
Pdt. Frans Mambrasar selaku perwakilan Sinode GKI Tanah Papua mengatakan, penegasan yang paling pertama untuk sidang klasis dalam perjalanan 5 tahun ini, tetap bersumber pada tema sentral yaitu Kasih Kristus Yang Menggerakan Kemandirian Gereja Mewujudkan Keadilan dan Perdamaian dan Kesejahtaraan.
“Memang GKI sedang bicara soal kesejahteraan menyeluruh. Bukan hanya untuk GKI saja, tetapi semua orang yang ada di Papua dan semua suku ras yang ada di Tanah Papua,” kata Pdt. Frans Mambrasar, kepada wartawan, Senin (12/9).
Selanjutnya kata dia, yang paling penting yang menjadi penekanannya adalah GKI sejauh ini terus berbicara dan menyuarakan mengenai kedamaian. Dengan situasi yang ada di Tanah Papua, kedamaian harus dikerjakan secara bersama dan global. Baik itu gereja, adat, pemerintah termasuk TNI dan Polri.
Kemudian GKI sebagai gereja yang besar, diharapkan dia harus mulai mandiri, mandiri dalam penata layanan, kemudian yang tidak kala pentingnya adalah harus mandiri dalam bidang SDM bagi warga GKI, termasuk mandiri dalam bidang dana atau anggaran.
“Jadi kami berharap dari Sidang Klasis ke XVI ini, selain mencentuskan program berdasarkan tema juga memilih badan pekerja klasis untuk periode 2022 ke depan. Kita sebagai gereja berharap daerah pesisir ini, juga anak anak asli yang ada disini juga harus bisa bangkit dan bisa memimpin gereja,” imbuhnya.
Selanjutnya pada kesempatan itu, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua juga menyampaikan materi tentang strategi penyelamatan cagar alam cycloop dan sumber daya alam hayati di Tanah Tabi.
Jan Ormuseray mengatakan, peran gereja sangat penting untuk terlibat dalam aksi penyelamatan kawasan cagar alam cycloop dan sumber daya alam hayati di Tanah Tabi.
“Hari ini perambahan terhadap kawasan cycloop ini sudah terjadi dan kami juga terus mengupayakan tindakan penyelamatan terhadap kawasan cagar alam cycloop. Pemerintah tentunya tidak bisa berjalan sendiri, tetapi bergandengan tangan bersama- sama baik warga adat, pemerintah dan juga gereja,” kata Jan Jap Ormuseray. (roy/ary)
Continue Reading
Sumber: [1]