Papuanesia.id –
JAYAPURA – Sopir taksi sebut pemerintah lambat dan malas tahu untuk menaikkan harga tarif angkot trayek JI, J2 Waena – Abepura dan Kotaraja lakukan mogok di Ale – Ale, Padang Bulan, Senin (12/8).
“Kami beri waktu 1 minggu, tapi karena tidak ada jawaban pemerintah makanya kami mogok hari ini,” kata Kordinator Lapangan Muhammad Fausi saat bersama para sopir taksi lakukan mogok.
Dikatakan pemerintah lambat dan malas tahu, selama seminggu para sopir harus narik dengan harga awal, sementara BBM sudah naik Rp. 10.000. Ini tidak adil.
“Masa pemerintah bilang kami sementara hitung satu minggu, masa hitung naikkan tarif saja lama itu, itu hitung model apa,” katanya.
Ia juga mengakui sempat ada salah satu Kepala Bidang Dishub Provinsi Minta STNK, karena mau ambil kesimpulan soal hitungan, alat – alat kendaraan dan berat penumpang dan barang mungkin seperti itu, tapi pihaknya minta tidak harus seperti itu harga tarif saja yang dinaikkan.
Sementara itu, mengatasi hal ini kata dia pemda menyediakan tiga bus untuk angkut dari Terminal Tipe B sementara untuk masuk ke setiap komplek tidak bisa, maka ini sangat berdampak ke warga.
“Trayek JI, J2 dan Kotaraja yang yang mogok hari ini tapi berdampak juga ke Sentani – Jayapura, jadi jika kami mogok maka akan macet, karena mobil kami masuk ke liku – liku jalannya dan yang bisa masuk hanya mobil kecil dan bus tidak mungkin masuk ke kompleks maka kalau kami berhenti (Mogok) itu akan berdampak betul,” katanya.
Selain itu soal, harga tarik menurutnya harusnya kenaikan awal yang dulu Pemkot tidak naikkan dengan harga ganjil karena itu hanya buat sopir dan penumpang saling mengadu karena mereka sering bayar Rp. 5000 saja.
“Pemerintah harusnya kasih harga bulat jangan ganjil, mereka tetapkan harga awal dulu Rp. 4.500 tapi di lapangan mereka bayar Rp 5.000 ini bikin masalah, jangan adu sopir sama warga harus kasih harga bulat saja, dan kami minta harga tarif untuk naik dengan adanya kenaikan BBM ini Rp 7000, jangan ganjil,” katanya. (oel/tri).
Continue Reading
Sumber: [1]