Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh University of Southampton telah mengungkap alasan di balik tampilan warna-warni misterius yang ada di sejumlah spot terumbu karang yang ditemukan.
Terumbu karang tersebut ditemukan memiliki warna-warni neon dalam masa yang disebut dengan pemutihan karang, sebuah kondisi yang dapat menghancurkan terumbu karang dan umumnya disebabkan karena pemanasan suhu laut.
Sebagaimana diketahui, banyak karang hidup dalam hubungan yang rapuh dan simbiosis dengan ganggang kecil yang ada di dalam sel. Ganggang atau alga mendapatkan perlindungan, karbon dioksida, dan nutrisi. Sementara karang menerima produk fotosintesis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Akan tetapi, jika suhu permukaan laut naik maka simbiosis ini menjadi rusak. Ganggangnya hilang, kerangka batu kapur putih mulai tampak melalui jaringan transparan karang dan proses merusak yang dikenal dengan pemutihan karang terjadi.
Kondisi ini bisa berakibat fatal. Setelah jaringan hidupnya hilang, kerangka akan mudah terdampak pengikisan lingkungan sehingga dalam beberapa waktu seluruh terumbu karang akan rusak dan sebagian besar keanekaragaman hayati yang bergantung pada struktur kompleknya juga akan hilang.
Namun, beberapa proses pemutihan karang mengalami transformasi yang misterius. Alih-alih menjadi berwarna putih, karang-karang itu menancarkan berbagai warna neon terang yang berbeda. Para peneliti dari University of Southampton mempelajarinya.
Para peneliti melakukan serangkaian percobaan lab terkontrol di fasilitas akuarium terumbu karang yang ada di kampus. Mereka menemukan bahwa selama peristiwa pemutihan warna-warni, karang menghasilkan lapisan tabir surya.
Lapisan tersebut menunjukkan karang dengan tampilan warna-warni. Lebih lanjut, diperkirakan proses ini justru mendorong simbion karang untuk kembali. Artinya, peristiwa ini menunjukkan bahwa terumbu karang sedang berjuang melawan proses perusakan.
Jorh Wiedenmann, Kepala Lab Terumbu Karang di University of Southampton menjelaskan penelitiannya menunjukkan bahwa pemutihan warna-warni melibatkan mekanisme yang mengatur sendiri lingkaran umpan balik optik yang melibatkan kedua mitra simbiosis.
Pada karang yang sehat, banyak dari sinar matahari diambil oleh pigmen fotosintesis dari simbion alga. Namun,ketika karang kehilangan simbionnya, kelebihan cahaya bergerak di dalam jaringan karang yang dipantulkan oleh kerangka berwarna putih.
“Namun, jika sel-sel karang masih dapat melakukan setidaknya beberapa fungsi normal mereka, peningkatan cahaya internal akan menghasilkan produksi pigem fotoprotektif berwarna-warni. Lapisan tabir surya yang dihasilkan kemudian akan mempromosikan kembalinya simbion,” katanya dalam laman southampton.ac.uk.
Para peneliti percaya bahwa karang yang mengalami proses ini cenderung berada dalam episode pemanasan atau gangguan laut ringan atau singkat di lingkungan nutrisi mereka. Bukan pada peristiwa pemanasan ekstrem yang akan otomatis mengubah karang menjadi putih dan mati.
Cecilia D’Angelo, dosen molekul biologi karang di University of Southampton mengatakan bahwa pemutihan tidak selalu merupakan hukuman mati bagi karang. Menurutnya, jika peristiwanya cukup ringan, karang dapat membangun kembali simbiosis dengan pasangan alga mereka.
“Sayangnya, episode baru-baru ini dari pemutihan global yang disebabkan oleh peningkatan suhu air laut telah menyebabkan kematian karang yang tinggi, membuat terumbu karang dunia sedang berjuang untuk tetap bertahan hidup,” tandasnya.
Adapun, penelitian ini dilakukan karena adanya laporan yang menyatakan terjadinya pemutihan warna-warni di beberapa daerah di Great Barrier Reef – kumpulan terumbu karang terbesar di dunia – selama masa pemutihan massal terbaru pada Maret hingga April tahun ini.
Konten Premium Masuk / Daftar
Bisnis Indonesia bersama 3 media menggalang dana untuk membantu tenaga medis dan warga terdampak virus corona yang disalurkan melalui Yayasan Lumbung Pangan Indonesia (Rekening BNI: 200-5202-055).
Ayo, ikut membantu donasi sekarang! Klik Di Sini untuk info lebih lengkapnya.