TIMIKA | Sebagian warga di Kabupaten Yahukimo, Papua, terpaksa mencari perlindungan dengan cara mengungsi ke sejumlah tempat di Kota Dekai pasca kerusuhan yang terjadi antara masa aksi unjuk rasa dengan aparat keamanan siang tadi, Selasa (15/3/2022).
Rata-rata warga yang mengungsi adalah mereka yang bermukim disekitar pinggiran Kota Dekai.
Warga mengungsi di rumah ibadan dan Polres serta tempat-tempat yang terdapat aparat keamanan.
Warga terpaksa mengungsi lantaran takut aksi brutal kembali terjadi di malam hari, seperti aksi pembakaran rumah.
“Takutnya itu, sebentar malam ada aksi brutal lagi. Makanya kita banyak yang mengungsi, ada yang di Polres, ada juga yang di masjid sampai gereja, di tempat ibadah begitu,” kata Maing, salah satu warga yang bermukim dipinggiran kota Dekai saat dihubungi Seputarpapua.com dari Timika, Selasa petang.
Ketakutan itu muncul lantaran kerusuhan yang pecah siang tadi antara massa aksi unjuk rasa dengan aparat keamanan, juga diselingi dengan aksi pembakaran 1 blok ruko yang terdiri dari belasan petak serta kantor milik pemerintah setempat.
Apalagi dalam kerusuhan itu telah menyebabkan dua warga setempat meninggal dunia akibat tertembak, serta beberapa orang lainnya mengalami luka tembak pada bagian kaki dan kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit setempat.
“Situasi sekarang masih mencekam. Aparat juga masih jaga-jaga dijalan. Yang kita takutkan kalau aparat fokus jaga ditengah kota, bagaimana kita yang tinggal dipinggiran kota ini? Makanya kita banyak yang pilih untuk mengungsi,” ujarnya.
Mayoritas yang memilih mengungsi adalah mereka yang merupakan warga pendatang di Kabupaten Yahukimo, dan kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak.
Diketahui pada siang tadi saat aksi unjuk rasa damai dilakukan oleh warga Yahukimo, berujung kerusuhan. Massa aksi dikabarkan menyerang aparat dengan batu saat pembubaran aksi unjuk rasa.
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri kepada wartawan di Jayapura, Selasa sore, mengatakan dua warga dilaporkan meninggal dunia akibat tindakan terukur yang dilakukan aparat keamanan.
Kapolda juga menerangkan, bentrok terjadi ketika pendemo yang menolak pembentukan daerah otonomi baru (DOB) mulai merusak gedung di depan Kantor Kominfo Kabupaten Yahukimo.
“Dampak dari aksi ini menyasar kepada petugas kepolisian yang ada berada di lokasi sehingga mengakibatkan bentrok dengan massa dan pembakaran meluas di beberapa titik, ada korban dari petugas kepolisian sendiri dan ada dua warga yang meninggal dari tindakan kepolisian,” kata Kapolda.
Dijelaskan, awalnya aksi unjuk rasa damai menolak DOB berjalan aman. Kemudian suasana berubah ketika masa selesai melakukan orasi.
“Itu pukul 13.20 WIT terjadi aksi pembakaran akibat demo damai. Orasi sebenarnya berjalan lancar sejak pukul 10.00 WIT. Namun setelah itu terjadi gesekan dari warga dan mungkin ada yang memprovokasi sehingga massa melakukan aksi dengan merusak bangunan (ruko) yang ada di sekitar kantor Kominfo,” jelasnya.
Atas kejadian tersebut, Kapolda menyampaikan turut berdukacita atas meninggalnya dua orang warga yang berinisial YD dan EW.
Sementara IH mengalami luka tembak di bagian paha bagian kiri dan LK terkena tembak di paha kanan.
“Selaku Kapolda saya mengucapkan turut berduka cita dan kami akan mengambil langkah cepat untuk melakukan penanganan sehingga tdk berdampak lain,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Papuanesia.id
Artike :Takut Rusuh Berlanjut, Warga Pinggiran Kota Yahukimo Terpaksa Mengungsi
Sumber: [1]