Untuk memantau gerhana bulan penumbra, Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh menyiapkan 3 teleskop canggih masing-masing jenis Vixen ED100SF, Williams 80, dan Skywatcher E90. Sayangnya, pengamatan gerhana penumbra kali ini gagal karena terhalang awan tipis.
Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) menurunkan tim falakiyah bersama peralatan lengkap untuk memantau gerhana bulan penumbra (GBP) yang melintasi Aceh pada Sabtu (6/6/2020) dini hari WIB. Karena masih dalam suasana pandemi virus Corona (Covid-19), maka pemantauan gerhana bulan penumbra kali ini dilakukan secara tertutup di halaman kantor tersebut.
Seperti dikutip Serambi dari tribunnewswiki.com, gerhana bulan penumbra adalah gerhana yang terjadi ketika posisi bulan berada di wilayah bayangan penumbra (bayangan kabur yang terjadi saat gerhana atau terjadinya bayangan pada benda gelap/tidak tembus pandang) bumi. Karena hanya di bayangan penumbra saja, maka bulan tidak tertutup inti bayangan bumi.
Oleh sebab itu, gerhana bulan penumbra ini disebut juga dengan gerhana bulan samar-samar. Karena bulan masih tampak sebagai purnama, namun kenampakannya hanya samar-samar saja atau tidak seterang bulan pada biasa. Dengan demikian, manusia masih bisa melihat bulan, tapi dengan cahaya yang redup, seperti ada sesuatu yang menghalanginya.
Untuk memantau gerhana bulan penumbra, Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh menyiapkan 3 teleskop canggih masing-masing jenis Vixen ED100SF, Williams 80, dan Skywatcher E90. Sayangnya, pengamatan gerhana penumbra kali ini gagal karena terhalang awan cirrostratus (awan tipis) yang memenuhi daerah pandang langit.
“Gerhana bulan penumbra kali ini memang tidak bisa dilihat karena ada awan cirrostratus. Ke depan, kami akan melakukan pengamatan gerhana matahari pada 21 Juni 2020 setelah shalat Zuhur sekitar pukul 13.18 WIB,” ungkap Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh, Saifuddin SE, kepada Serambi, Sabtu (6/6/2020).
Ia menyebutkan, gerhana bulan penumbra terjadi selama 3 jam 19 menit yang dimulai pukul 00.45 WIB, mencapai puncak pukul 02.24 WIB, dan berakhir pukul 04.04 WIB. Menurutnya, pengamatan gerhana bulan penumbra tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Akibat wabah Corona, sambung Saifuddin, pengamatan dilakukan secara terbatas dan menerapkan protokol kesehatan.
“Karena sekarang lagi pandemi, pemantauan gerhana bulan penumbra kita lakukan secara terbatas atau khusus internal saja serta harus mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan WHO dan Kemenkes. Sebelumnya, kita buka untuk umum dan pernah kita lakukan shalat khusuf di sini (Kanwil Kemenag Aceh),” kata Saifuddin didampingi Ahli Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh, Alfirdaus Putra.
Ke depan, sambungnya, Kanwil Kemenag Aceh juga akan mengamati fenomena gerhana matahari parsial yang diperkirakan melintasi langit Aceh pada Minggu (21/6/2020) mendatang.
“Saat gerhana matahari nanti, kita dianjurkan untuk shalat gerhana matahari serta memperbanyak istighfar dan sedekah. Gerhana jangan dikaitkan dengan Corona atau musibah lain, tapi fenomena ini merupakan tanda kekuasaan Allah SWT,” pungkas Saifuddin. (muhammad nasir)