Jakarta, CNBC Indonesia – Baru-baru ini ada kabar menggembirakan yang datang dari pengembangan vaksin untuk virus corona (Covid-19). Namun kabar baik tersebut bukan berarti vaksin yang efektif sudah benar-benar ditemukan. Jalan menuju vaksinasi global Covid-19 masih panjang jadi harap bersabar.
Saat ini ada beberapa perusahaan yang sedang mengembangkan vaksin untuk Covid-19. Ada empat perusahaan yang tercatat sudah dan sedang dalam tahap uji klinis tahap I. Namun sampai dengan hari ini kandidat vaksin yang paling digadang-gadang adalah mRNA-1273 produksi Moderna Science.
Perusahaan | Tipe Vaksin | Progres Pengembangan | Catatan |
Moderna | mRNA | Uji Klinis I | Jika semua berjalan baik vaksin diproduksi Juli |
Johnson & Johnson | Modivied adenovirus | Uji preklinis | Uji tahap pertama pada September ini |
Inovio Pharmaceutical | INO-4800 | Uji Klinis I | Kandidat vaksin yang paling menjanjikan kedua setelah Moderna |
Oxford Univerity | ChAdOx1 nCoV-19 | Uji Klinis I | Berencana untuk memproduksi satu juta dosis pada September |
Pfizer | IBNT162 | Uji Klinis I | Berharap dapat memproduksi jutaan dosis di akhir tahun |
Sanofi & GSK | Unnamed | Uji preklinis | Akan melakukan uji klinis di semester II & berencana memproduksi 600 juta dosis vaksin tahun depan |
Novavax | NVX-CoV2373 | Uji preklinis | Uji klinis pada manusia dimulai pada Mei dan hasil uji awal keluar Juli |
Sumber : World Economic Forum, CNBC International, CNBC Indonesia Research.
Moderna melaporkan bahwa vaksin produksinya menunjukkan hasil yang positif melawan Covid-19 terbukti dengan terbentuknya antibodi. Dalam imunologi, antibodi merupakan sejenis protein yang berperan dalam pertahanan tubuh manusia dalam melawan patogen.
Moderna saat ini tengah memantau dengan ketat data hasil uji klinis yang dilakukannya terhadap 45 orang sukarelawan. Para sukarelawan tersebut dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masingnya terdiri dari 15 orang.
Setiap peserta menerima dosis 25, 100, atau 250 mikrogram. Peserta menerima dua dosis vaksin potensial melalui injeksi intramuskular di lengan atas sekitar 28 hari secara terpisah.
Pada hari ke-43, atau dua minggu setelah dosis kedua, tingkat antibodi terpantau meningkat dalam sampel darah pada kelompok 25 mikrogram, kata perusahaan yang berbasis di Cambridge, Massachusetts itu sebagaimana diwartakan CNBC International.
Mereka yang diberi 100 mikrogram vaksin memiliki jumlah antibodi yang “secara signifikan lebih tinggi” dibandingkan dengan pada pasien yang pulih. Data pada dosis kedua tidak tersedia untuk kelompok 250 mikrogram, kata perusahaan.
Vaksin ini juga menghasilkan antibodi penawar terhadap Covid-19 di setidaknya delapan peserta. Para ahli mengatakan antibodi penetral tampaknya penting dalam memperoleh perlindungan.
Data tentang antibodi penawar untuk peserta lain belum tersedia, kata Moderna. “Data sementara Fase 1 ini, sementara awal, menunjukkan bahwa vaksinasi dengan mRNA-1273 memunculkan respons kekebalan yang disebabkan oleh infeksi alami dimulai dengan dosis serendah 25 [mikrogram],” kata kepala petugas medis Moderna Dr. Tal Zaks dalam sebuah pernyataan.
“Ketika dikombinasikan dengan keberhasilan dalam mencegah replikasi virus di paru-paru dari model uji pra-klinis dengan dosis yang menimbulkan tingkat antibodi penetral yang serupa, data ini memperkuat keyakinan kami bahwa mRNA-1273 memiliki potensi untuk mencegah penyakit COVID-19 dan meningkatkan kemampuan kami untuk memilih dosis untuk uji klinis yang penting, “tambah Zaks, melansir CNBC International.
Dalam sebuah laporannya kepada klien, bank investasi global Morgan Stanley mengatakan bahwa kandidat vaksin untuk Covid-19 menunjukkan hasil yang menjanjikan dan perusahaan yang mengembangkan memiliki kapasitas untuk memproduksi vaksin secara masif. Morgan Stanley memperkirakan bahwa AS akan memiiki jutaan dosis vaksin pada musim gugur ini.
Pengembangan Vaksin hingga Pendistribusiannya Tidak Semudah yang Dibayangkan