Papuanesia.id –
Pengisian BBM Di APMS Putra Baliem yang menggunakan Drum di Nosel Pertamax. (Warga for cepos)
WAMENA – Rencana Komisi B DPRD Jayawijaya mengunjungi APMS Putra Baliem mendapat respon Positif dari warga Kota Wamena, dan mengharapkan agar segera dilakukan secepatnya lantaran warga kesal sulit mengisi BBM bersubsidi di APMS tersebut.
Warga menilai sidak di APMS harus dilakukan dan jangan menunda -nunda waktu sebab kesulitan pengisian BBM bersubsidi di APMS itu bukan baru terjadi tetapi sudah lama, begitu juga dengan harga BBM non subsidi yang dipatok hingga 18000 perliter dari harga sebenarnya yang ditetapkan pemerintah Rp. 12.750 per liter.
“Kita harapkan Anggota DPRD Jayawijaya secepatnya bisa melakukan pengecekan di APMS Putra Baliem Wamena, karena selain susah mengisi BBM subsidi, harga BBM Non subsidi juga melambung tinggi dari harga yang ditetapkan pemerintah padahal pengisiannya dalam APMS,”ungkap Bartol salah satu warga Wamena yang keseharian sebagai supir lintas Kabupaten Jumat (26/8) kemarin.
Untuk BBM Pertalite yang bersubsidi setiap hari hanya dilakukan 3 sampai 5 mobil saja sudah langsung habis dalam Sehari, tentu ini menjadi pertanyaan oleh warga yang mengantri sejak subuh sebelum APMS tersebut di buka, sering kali ia juga melihat pengisian BBM pertamax sering dilakukan dengan cara ada kendaraan picup yang membawa drum dan mengisi drum itu langsung dari Nosel dalam APMS.
“dulu malam hari sekarang siang hari, hal yang sama juga dilakukan untuk BBM jenis Solar yang pengisiannya langsung di Drum dan ini sudah terjadi selama 1 bulan, soal pertalite kami tidak tahu mengapa cepat sekali habis.” Beber Bartol.
Hal yang sama juga di akui oleh Yallo Yang mengaku jika dirinya sempat mengisi BBM Pertamax di Motornya sebanyak 2 liter, namun saat membayar dikagetkan dengan harga yang disampaikan petugas karena harus membayar Rp. 60.000 sebab satu liternya ditarik Rp 30.000.
“sementara keluhan lainnya pengisian di Sebuah motor KLS biasanya mencapai 5 liter sudah Full kalau tengki tersebut kosong, namun saat melakukan pengisian Sampai 5 liter tidak penuh, padahal dalam Tangki motor itu masih ada sisa BBM kejadian ini sangat tidak wajar,” Pungkas Yallo
Ia juga meminta DPRD Jayawijaya bisa segera menertibkan Tengkulak yang sering kali antri untuk mengambil BBM dengan harga subsidi dan di jual dengan harga Industri karena mereka ini mengatur harga BBM enceran di Kota Wamena.
“kami juga khawatir jika masalah ini tidak di tertibkan maka akan berdampak sangat signifikan apabila pemerintah pusat menaikan BBM secara nasional, karena momen ini yang ditunggu para tengkulak untuk penjualan BBM enceran di pinggiran jalan dengan harga yang sangat tinggi di Wamena,”tutupnya
Sementara itu pengelola APMS Putra Baliem Magi Pasaribu ketika di konfirmasi via selulernya menyatakan permohonan maaf
masih belum dapat arahan dari pimpinan, sehingga belum bisa menyampaikan keterangan.
“tanpa mengurangi rasa hormat, saya masih belum bisa memberikan keterangan resmi terkait masalah yang dibicarakan oleh warga.”tutupnya via pesan Singkat WhatsApp. (jo)
Continue Reading
Sumber: [1]