ILUSTRASI. Logo di markas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss, 22 November 2017.
Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID – JENEWA. Penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, orang dengan virus corona baru paling menular hanya pada titik ketika mereka pertama kali mulai merasa tidak sehat.
“Tampaknya, dari informasi yang sangat terbatas yang kami miliki saat ini, orang-orang memiliki lebih banyak virus di dalam tubuh mereka pada atau sekitar waktu mereka mengalami gejala, sangat awal,” kata Maria van Kerkhove, ahli epidemiologi WHO.
Studi pendahuluan dari Jerman dan Amerika Serikat (AS) memperlihatkan, orang terjangkit virus corona dengan gejala ringan bisa menular hingga 8-9 hari. “Itu bisa jauh lebih lama bagi orang yang sakit parah,” ujarnya, Selasa (9/6), seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Saran WHO: Masker pakai tiga lapis bahan, usia 60 tahun ke atas pakai masker medis
Van Kerkhove, mengutip studi pemodelan penyakit, menjelaskan, beberapa orang yang mengidap virus corona tapi tidak mengalami gejala masih bisa menginfeksi orang lain. “Sekitar 40% dari transmisi mungkin dari (kasus) tanpa gejala, tetapi itu dari model,” ujarnya.
Mike Ryan, ahli kedaruratan utama WHO, mengatakan, virus corona baru bersarang di saluran pernapasan atas, membuatnya lebih mudah untuk ditularkan oleh tetesan dibanding virus sejenis, seperti SARS atau MERS, yang berada di saluran pernafasan bawah.
“Sekarang, seperti yang kita lihat pada Covid-19, kita memiliki patogen infeksius yang ada di jalan nafas atas, dimana viral load (jumlah partikel virus) memuncak pada saat kita baru mulai sakit,” katanya.
Baca Juga: Kasus harian tembus rekor baru, WHO: Pandemi corona jauh dari kata usai
Orang tanpa gejala sumber infeksi penting