TEMPO.CO, London – Para ahli di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah ilmuwan lainnya menyatakan tidak ada bukti yang mendukung kalau virus corona penyebab Covid-19 melemah. Mereka menanggapi keterangan dokter dan profesor di Italia bahwa secara klinis virus tersebut sudah menghilang dari negeri itu.
Ahli epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, menyebutkan bahwa pernyataan dokter Italia itu tidak didukung oleh bukti ilmiah. Menurutnya, tidak ada data yang menunjukkan virus corona berubah secara signifikan, baik dalam hal transmisi atau tingkat keparahan penyakit yang disebabkan.
“Dalam hal penularan, itu tidak berubah. Dalam tingkat keparahan, itu juga tidak berubah,” kata Van Kerkhove kepada awak media, Senin 1 Juni 2020.
Martin Hibberd, profesor penyakit menular di London School of Hygiene & Tropical Medicine, menanggapi dengan nada yang sama. Dia menuturkan, studi besar yang melihat perubahan genetik pada SARS-CoV-2 tidak mendukung gagasan bahwa virus telah lumpuh atau melemah dengan cara apa pun.
“Dengan data lebih dari 35 ribu seluruh genom virus, saat ini tidak ada bukti bahwa terdapat perbedaan signifikan terkait tingkat keparahan,” katanya.
Ahli dari Pusat Penelitian Virus di Universitas Glasgow, Skotlandia, Oscar MacLean, juga mengatakan tanda-tanda virus melemah, “tidak didukung oleh apa pun dalam literatur ilmiah dan juga sepertinya cukup tidak masuk akal secara genetika.”
Sehari sebelumnya, Profesor Alberto Zangrillo, Kepala ICU di Rumah Sakit San Raffaele Italia di Lombardy, mengatakan melalui stasiun TV pemerintah bahwa virus corona “secara klinis tidak ada lagi.” Studi dilakukan sesama ilmuwan di rumah sakit itu dan disebutkannya bakal dirilis pekan depan.
Petugas medis betugas di ruang unit gawat darurat yang dipenuhi pasien virus corona atau Covid-19 di Rumah sakit Circolo di Varese, Italia, 9 April 2020. REUTERS/Flavio Lo Scalzo
“Kami tidak pernah mengatakan bahwa virus tersebut telah berubah, kami mengatakan bahwa interaksi antara virus dan perantara sudah pasti berubah,” kata Zangrillo kepada Reuters kemudian.
Menurut dia, perubahan itu bisa disebabkan oleh karakteristik virus yang berbeda yang belum diidentifikasi, atau karakteristik berbeda pada mereka yang terinfeksi. Adapun hasil studi yang menjadi rujukannya membandingkan sampel virus dari pasien Covid-19 pada Maret dan Mei.
“Hasilnya jelas: perbedaan yang sangat signifikan antara load factor virus antara pasien itu,” kata Zangrillo.
Pandemi Covid-19 sejauh ini telah menelan lebih dari 370 ribu korban jiwa dan menginfeksi 6 juta orang lebih secara global. Italia menyumbang lebih dari 33 ribu angka kematian dari total kasus infeksi 233 ribu orang.
Sumber: Reuters