Masyarakat kelompok usia di atas 45 tahun dianjurkan untuk tetap berada di rumah, karena termasuk kelompok berisiko
Jakarta (ANTARA) – Seorang dokter spesialis paru Rumah Sakit Siloam TB Simatupang, Jakarta Selatan mengharapkan kelompok lanjut usia (lansia) untuk tetap berada di rumah pada era normal baru guna mencegah penularan COVID-19 bagi kelompok rentan.
“Masyarakat kelompok usia di atas 45 tahun dianjurkan untuk tetap berada di rumah, karena termasuk kelompok berisiko,” kata Dokter spesialis paru, dr Henie Wdiowati, Sp.P dalam bincang kesehatan secara virtual melalui seminar zoom RS Siloam TB Simatupang, di Jakarta, Rabu.
Diskusi bertajuk kesiapan rumah sakit menghadapi periode normal baru itu cukup mendapat perhatian khusus para lansia.
Salah seorang peserta bernama Aminah berusia 60 tahun menanyakan apa arti normal baru khususnya bagi kelompok usia lanjut seperti dirinya.
Baca juga: DPR: Polri kedepankan humanisme bantu warga adaptasi normal baru
Aminah mengaku sudah bosan terlalu lama di rumah. Dari informasi yang dibacanya, bahwa pada era normal baru pusat perbelanjaan akan dibuka.
“Apakah kita boleh jalan-jalan ke mal, bosen juga kalau di rumah terus,” kata Aminah.
Menjawab pertanyaan tersebut, dr Henie mengatakan, bahwa menghilangkan kebosanan dengan jalan-jalan ke mal bukanlah sikap yang bijak.
Ia menyarankan Aminah dan kelompok lansia lainnya untuk mengatasi kebosanan cukup di rumah saja dan keluar rumah untuk urusan yang penting seperti membeli kebutuhan pokok dan pengobatan.
Baca juga: Hippindo sebut jam operasional akan dibatasi jika mal dibuka
“Untuk ke mal, tidak bijak untuk mengatasi kebosanan, cukup di rumah saja, kecuali hal penting misalnya ke pasar,” kata Henie.
Henie menuturkan, pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) telah mensosialisasikan apa tatanan hidup normal baru di tengah pandemi COVID-19 yang bisa dipelajari oleh kelompok lansia.
Pesan utama dari sosialisasi normal baru tersebut, lanjut Henie, adalah masyarakat tetap hidup sehat, menerapkan gaya hidup yang dijaga, tetap menjalankan kewaspadaan universal seperti memakai masker, cuci tangan pakai sabu dan menjaga jarak fisik.
“Yang terpenting dari keadaan normal baru tersebut, kita tetap sehat melakukan gaya hidup menerapkan kewaspadaan universal,” kata Henie.
Baca juga: Disparekraf DKI siapkan promosi pariwisata era normal baru
dr Harjianto Solaeman, Sp.P (spesialis paru) selaku Direktur Rumah sakit Siloam TB Simatupang menambahkan, akan ada kebiasaan baru yang lahir di era normal baru.
“Setiap pulang dari tempat keramaian, sampai di rumah kita pasti langsung mandi, kita tidak lagi berjabat tangan, menyemprotan disinfektan menjadi lebih rutin, mencuci tangan, menggunakan masker, ini jadi hidup normal baru,” kata Harjianto.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Edy Sujatmiko
COPYRIGHT © ANTARA 2020